Tugu/Monumen Peringatan JJ Smith – Kerap Dijadikan Tempat Duduk

Tugu/Tugu/Monumen Peringatan JJ Smith - Kerap Dijadikan Tempat Duduk

Kalau Anda berkunjung ke Kebun Raya Bogor, tidak jauh dari Pintu I atau Gerbang Utama, terdapat sebuah tempat berbentuk mirip sekali dengan kursi yang terbuat dari beton. Tiang-tiangnya berwarna merah dan dengan penghubung seperti bangku memangan berwarna abu-abu, mirip dengan bangku semen.

Tidak heran, banyak pengunjung yang menyangka bahwa bangunan kecil ini sebagai kursi untuk beristirahat. Apalagi kerap sekali pedagang di dalam KRB memanfaatkannya untuk duduk menunggu pembeli.

Padahal, sebenarnya bangunan kecil ini sama sekali bukan bangku. Bangunan ini adalah sebuah tugu atau monumen. Iya, betul namanya Tugu/Monumen JJ Smith.

Tugu/Tugu/Monumen Peringatan JJ Smith - Kerap Dijadikan Tempat Duduk

Tugu/Monumen Peringatan JJ Smith. Itulah nama yang tertera pada papan informasi yang ada di dekat lokasi beserta penjelasan singkat terkait tugu tersebut.

JJ Smith bernama lengkap Johannes Jacobus Smith. Ia merupakan salah seorang ahli botani kelahiran Antwerp tahun 1867.

Monumen ini didirikan untuk mengenang jasanya untuk membangun dan mengembangkan Kebun Botani pertama di Asia Tenggara ini. Ia merupakan orang yang aktif dalam mengumpulkan berbagai spesies anggrek dan berbagai flora lainnya dari Nusantara.

Pria ini juga menjabat sebagai Kepala KRB selama kurang lebih sebelas tahun di masa lalu. Tepatnya, antara tahun 1913 hingga 1924.

Untuk itulah maka monumen ini dibuat tahun 1937 di dalam kawasan Koleksi Pakis, yaitu untuk mengenang jasanya dan memberikan pengetahuan kepada publik tentang hal itu.

Tugu/Monumen Peringatan JJ Smith - Kerap Dijadikan Tempat Duduk

Sayangnya, rupanya bentuknya yang sederhana membuat banyak orang mengabaikan tentang hal ini. Mereka lebih suka memandangnya sebagai bangku untuk melepas lelah atau nongkrong disana.

Padahal, papan informasi tentang monumen JJ Smith ini hanya berjarak beberapa langkah saja dari sana. Tidak akan sulit untuk mengetahui bahwa bangunan ini bukanlah kursi atau bangku.

Sedih memang. Tetapi, apa mau dikata, banyak manusia Indonesia memang kurang bisa menghargai sesuatu yang sebenarnya penting dan berharga untuk diketahui. Kerap mereka terfokus pada urusan sendiri. Bahkan, terhadap sesuatu yang sebenarnya merupakan benda cagar budaya yang berharga.

+ posts