Mengusir Kebosanan Dengan Memotret Apa Yang Ada di Kantor

Hidup sebagai seorang karyawan itu membosankan. Bagaimana tidak setiap hari melakukan berbagai “ritual” yang sama. Naik kendaraan yang sama. Mengerjakan tugas yang sama. Bertemu teman yang itu itu juga. Duduk di kursi dan mengetik di meja yang tidak berganti kalau belum rusak.

Membosankan. Terutama jika sudah mengalami dan menjalaninya selama puluhan tahun.

Sudah pasti. Kalau ada yang bilang tidak, yah mungkin urat syarafnya sudah mulai kendor sehingga tidak bisa menyampaikan respons “bosan” ke bagian yang lain.

Bolehlah Mario Teguh atau orang-orang yang bergelar motivator atau inspirator mengatakan hal itu bisa diatasi dengan jalan “CINTAI PEKERJAAN ANDA” , tetapi cobalah tanyakan apakah mereka tidak bosan dengan istri-istri yang menemani mereka selama puluhan tahun. Kalau Mario Teguh tetap tidak bilang, tanyakan padanya mengapa dia bisa punya anak dari wanita lain.

Rasanya dia berbohong kalau mengatakan tidak pernah bosan dengan istrinya yang itu-itu juga.

Kalau saya, daripada berfilosofi rumit hanya untuk memecahkan masalah kebosanan, saya lebih memilih berpaling kepada smartphone yang selalu setia menemani (kalau tidak mau diomeli istri karena susah dihubungi).

Bukan untuk menelpon seseorang nan cantik dan sexy, serta masih muda. Ngapain nambah kepusingan dan mencari perkara (tanyakan Mario Teguh kalau tidak percaya kepusingan yang dialaminya).

Ada kamera  di smartphone. Zaman sekarang pasti ada itu, meski kadang hanya beresolusi kecil saja, 5-8 Megapixel saja. Sudah cukup.

Dengan itulah kemudian saya hunting foto di sekitar. Kadang di jendela kaca kantor. Kadang di trotoar depan kantor saat mencari udara segar.

Apapun akan dijadikan sasaran. Mulai dari bajaj yang lalu lalang hingga hiasan yang terpajang di dekat jendela kantor. Saya akan berusaha untuk menjadikannya foto yang menarik untuk dilihat.

Tidak selamanya berhasil. Sembilan puluh persen lebih menjadi foto yang gagal dan tidak bisa ditampilkan. Entah karena kurang cahaya (dan sensor kamera yang jelek) atau karena memang obyeknya membosankan.

Meskipun demikian, kegiatan kecil seperti itu menghadirkan sesuatu dalam kehidupan sebagai karyawan yang membosankan. Sesuatu yang bisa menghadirkan hiburan kecil tanpa menghadirkan masalah.

Dengan begitu, rasa bosan yang ada bisa sedikit dikurangi. Tidak banyak tetapi setidaknya memberikan dinamika dalam kehidupan sebagai orang upahan yang membosankan.

Hasilnya, salah satunya yang ada di atas dimana saya bisa menyajikan Amerika, Belanda, dan Perancis dalam satu foto.

+ posts