Topeng Monyet : Pilih Mana Manusia atau Hewan

Hal yang satu ini bisa menghasilkan perdebatan yang panjang dan tak berujung. Bahkan, bisa jadi akan membuat banyak orang bersitegang dan menairk urat leher.

Hal yang dimaksud adalah tentang keberadaan Topeng Monyet atau kerap juga disebut Ronggeng Monyet.

Pihak yang peduli kepada lingkungan dan pecinta binatang, tentunya, akan berusaha keras memperjuangkan si monyet. Dasarnya memang ada karena aturan hukum di Indonesia melarang penyiksaan terhadap binatang, atau setidak perlakuan tidak adil pada satwa. Binatang pun dianggap memiliki hak untuk hidup.

Di sisi lain, para pawang monyet yang menggantungkan kehidupannya kepada si keturunan Hanoman, sudah pasti akan berjuang sebisa mungkin. Landasan pemikirannya pun tidak kalah sahih dan harus dipertimbangkan. Bagaimana tidak, jika hak sang monyet didahulukan, maka periuk nasi mereka, yang tidak seberapa besar akan terguling dan dapur bisa tidak ngebul.

Di Indonesia, negara dimana penduduk miskinnya jumlahnya masih lebih besar dari angka penduduk ibukotanya, Jakarta, memang pekerjaan adalah sesuatu yang sulit diperoleh. Bahkan, pekerjaan yang bisa mencukupi kebutuhan hidup minimum seorang manusia lebih sulit lagi didapat.

Banyak orang terpaksa berjuang keras agar perutnya tidak lapar dengan melakukan cara-cara yang aneh dan terkadang bagi masyarakat negara maju akan sulit diterima. Atraksi topeng monyet merupakan salah satu wujud dari hal itu.

Sudah pasti Greenpeace, organisasi pecinta alam dunia, kalau mereka tahu, akan mencak-mencak dan melakukan tindakan ekstrim untuk mencegah “penyiksaan” kera seperti ini. Bahkan, para petugas dari Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia pun akan lumayan gerah jika atraksi topeng monyet dilakukan di depan kantornya.

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah sederhana tetapi rumit seperti ini? Tidak adakah jalan tengah yang bisa menjamin kesejahteraan yang terlibat, dalam hal ini manusia, si pemilik / pawang monyetnya dan si monyetnya sendiri.

Yah. Kalau memang sudah ada pemecahannya, sudah pasti tidak akan ada lagi atraksi topeng monyet di Indonesia. Keberadaannya yang sepertinya masih cukup banyak menandakan bahwa hingga kini solusi tentang hal ini masih belum ditemukan, dan kemungkinan besar bahkan masih belum direncanakan untuk dipikirkan.

Mungkin, suatu waktu ketika kesadaran masyarakat Indonesia, termasuk para petingginya sudah semakin menitik beratkan antara kebutuhan hidup manusia dan menjaga lingkungan, barulah saat itu akan ada berbagai gugus tugas yang khusus membahas tentang nasib para monyet, dan tentu saja para pawangnya.

Sampai saat itu hadir, nikmati saja kelucuan dan tingkah menggemaskan para monyet beraksi, walau terkadang terlihat jelas bahwa sang monyet sangat tidak menikmati apa yang dilakukannya.

+ posts