Ibu hamil atau bumil termasuk salah satu dari kategori penumpang yang mendapatkan prioritas di Commuter Line. Tiga lainnya adalah penyandang cacar, lansia, dan ibu membawa balita. Mereka akan diberikan kesempatan pertama untuk mendapatkan tempat duduk, bukan hanya di kursi prioritas, tetapi juga di semua tempat duduk yang ada di dalam kereta Commuter Line.
Sayangnya, masih banyak juga orang yang menolak memberi tempat duduk kepada ibu hamil dan penumpang prioritas lainnya. Alasannya beragam, tetapi mereka kerap beralasan bahwa mereka juga penumpang, membayar, dan merasa berhak duduk juga.
Sebuah pandangan yang terlihat tidak salah, tetapi dalam masyarakat selalu ada sisi kemanusiaan yang harus didahulukan. Bisa dibayangkan seorang bumil berdiri selama 1-2 jam dalam kereta yang padat? Resiko yang ada bisa membahayakan janin dan sang ibu sendiri.
Oleh karena itulah, dalam masyarakat penumpang angkutan kendaraan umum di seluruh dunia, bukan Indonesia saja, ibu hamil akan selalu mendapat perhatian khusus. Mereka yang menolak memberi tempat duduk kepada bumil beresiko menghadapi hal-hal di bawah ini
i) Ditegur petugas
PT KCI (Kereta Commuter Indonesia) sejak beberapa tahun terakhir selalu menempatkan beberapa petugas di atas kereta. Mereka bertugas memastikan ketertiban selama perjalanan.
Salah satu tugas yang diberikan kepada mereka adalah memastikan penumpang dari 4 kategori prioritas itu mendapatkan tempat duduk selama perjalanan.
Siapapun, baik yang duduk di kursi prioritas atau umum, akan diminta menyerahkan tempat duduknya jika ada salah satu dari penumpang prioritas, termasuk ibu hamil.
Menolak bisa berarti Anda akan mendapat teguran di depan banyak orang.
ii) Diteriaki penumpang lain
Kesadaran terhadap sisi kemanusiaan para penumpang Commuter Line semakin meningkat dari hari ke hari.
Bahkan, ketika petugas tidak ada sekalipun, kalau mereka melihat bumil dengan sigap biasanya mereka memberikan jalan. Kemudian, mereka akan membantu mencoba mendapatkan tempat duduk baginya.
Bagaimana kalau yang diminta menolak? Berarti ia memberikan peluang bagi penumpang lainnya untuk berteriak dan mencerca Anda. Bayangkan saja kalau Anda diteriaki, “Woiii, elu lahir dari batu yah!” dan dilakukan secara sahut menyahut. Kuping siapapun akan merah sekali.
iii) Anda bisa tenar di medsos (dalam hal buruk)
Okelah Anda bisa berlagak tidak peduli dan berkeras hati mempertahankan pendapat. Namun, jangan salahkan kalau Anda kemudian menjadi tenar di media sosial, seperti Facebook atau Twitter.
Sudah bukan sekali dua kali, mereka yang menolak memberikan tempat duduk kepada ibu hamil, wajahnya bisa terlihat dan viral di medsos. Ingat kalau penumpang KRL semua membawa ponsel dan mereka bisa dengan mudah memotret Anda, memberikan narasi penolakan, dan kemudian Anda akan viral di Twitter.
Setelah itu petugas mungkin akan mendatangi Anda karena ada tim Twitter PT KCI yang akan mengontak petugas di kereta untuk menyelesaikan masalah.
Yang paling penting Anda akan menjadi terkenal. Sayangnya untuk hal yang buruk dan jangan heran kalau kemudian banyak orang akan mencibir Anda.
Baca juga : Nyari Info atau Komplen Commuter Line? Pakai Twitter Saja
iv) Menjadi manusia tidak beradab dan tahu sopan santun
Aturan mengenai tempat duduk bagi ibu hamil sudah ada. Mereka sekarang juga memakai pin. Norma masyarakat yang mendahulukan wanita, terutama yang hamil juga sudah ada.
Lalu, sebagai masyarakat yang beradab dan tahu sopan santun, kewajiban setiap orang adalah mematuhinya. Kalau tidak, maka ia akan masuk golongan manusia tidak beradab dan tidak tahu sopan santun.
Jangan marah karena itu adalah resiko dan konsekuensi hukuman sosial yang diberikan masyarakat kepada siapapun yang tidak patuh pada aturan itu.
♦
Silakan berdalih apapun untuk menolak memberi tempat duduk kepada ibu hamil, atau penumpang prioritas lainnya. Mungkin Anda juga bisa cuek dan berpura-pura tidur.
Sayangnya, berarti Anda juga harus berhadapan dengan petugas dan penumpang lainnya kalau hal itu tetap dilakukan. Bagaimanapun masyarakat memiliki norma dan tata nilai yang harus diikuti. Pelanggaran memang tidak membuat Anda dipenjara, tetapi rasa malu yang disebabkan oleh penolakan Anda haruslah siap ditanggung.
Kalau saya sih, terus terang ogah mengalami hal itu. Jadi, walau kaki agak pegal sekalipun, saya akan tetap memilih memberikan tempat duduk kepada bumil.
Bakalan repot kalau tidak, apalagi kalau kemudian para netizen Indonesia yang ganas-ganas itu ikut serta.
Tidak sanggup menghadapinya.