Belut listrik. Dari namanya saja langsung terlintas bahwa binatang satu ini tentunya mengandung listrik. Tetapi, apa benar ia mengandung muatan listrik?
Yup, memang benar! Binatang satu ini memang menghasilkan arus listrik.
Bagaimana caranya ia dapat menghasilkan arus listrik?
Berapa besar arus listrik yang dihasilkan?
Mengapa hewan di sekitarnya tidak ‘tersetrum’? Bukankah air dapat berfungsi sebagai konduktor?
Belut listrik, sesuai namanya memang menghasilkan arus listrik. Binatang ini memiliki bentuk tubuh yang unik. Hampir 7/8 bagian tubuhnya berupa ekor. Di bagian ekor inilah, terdapat baterai-baterai kecil berupa lempengan-lempengan kecil yang horizontal dan vertikal. Jumlahnya sangat banyak, lebih dari 5.000 buah.
Tegangan listrik tiap baterai kecil ini tidak besar, tetapi kalau semua baterai dihubungkan secara berderet atau seri, akan diperoleh tegangan listrik sekitar 600 volt. Sedangkan, batu batreai saja memiliki tegangan hanya 1,5 volt.
Ujung ekor bertindak sebagai kutub positif baterai, sementara ujung kepala bertindak sebagai kutub negatif. Belut listrik dapat mengatur hubungan antara baterai kecil dalam tubuhnya itu untuk mendapat tegangan listrik kecil dan tegangan listrik besar.
Untuk navigasi, belut listrik hanya membutuhkan tegangan listrik yang kecil. Tetapi, ketika bertemu musuh atau mangsanya, belut listrik akan memberikan tegangan semaksimal mungkin melalui kepala dan ekornya yang ditempelkan pada tubuh musuh atau mangsanya itu. Arus 1 ampere yang ditimbulkan oleh tegangan listrik yang tinggi ini akan mengalir dan membunuh mereka. Meski sama-sama di dalam air, hewan lain tidak terganggu karena mereka tidak bersentuhan langsung dengan kepala dan ekor belut.
Jadi terpikir untuk miara belut listrik, nih. Kan, sapa tau bisa jadi tenaga listrik pengganti ketika aliran listrik di rumah padam. PLTB, pembangkit listrik tenaga belut. *pikiran ngawur, mohon jangan ikutan mikir*..ha..ha..
Sumber : Intisari, April 2006