
jika mendengar kata ‘panda merah’ disebut, kita langsung membayangkan seekor panda raksasa tetapi berwarna merah bukan hitam putih. Apalagi kalau mengingat kalau panda merah ini sering disebut-sebut sebagai sepupu dari panda raksasa itu. Kita bakalan tertipu, deh. ( yang sedang membaca tulisan ini di dalam hatinya berkata : “kita? loe aja, kaleeee..”) Ha..ha..
Iya, jujur, saja..Saya memang tertipu ketika mendengar nama panda merah ini. Saya pikir, ya.. seperti seekor panda raksasa, hanya warnanya yang berbeda.
Tetapi, ketika saya melihatnya di gambar, ha..ha..Saya pun membatin, ‘Ini sepupu panda?..Muke lu jauh!’ Soalnya, ketika melihat muka panda merah ini, daripada mirip dengan seekor panda yang kita kenal, dia sebenarnya lebih mirip kucing atau rakun yang memiliki ekor panjang. Itu hal yang pertama.
Hal kedua yang telah menipu saya, ketika mendengar kata ‘merah’nya, saya membayangkan bulu di sekujur tubuhnya berwarna merah. Ternyata, yang berwarna merah hanya rambutnya saja. Tetapi, hal itu ternyata yang menjadi ciri khasnya. Sehingga, ia pun dikenal pula dengan sebutan ‘panda api’.
Dalam bahasa latin, binatang ini memiliki nama Ailurus fulgens, yang artinya ‘kucing api’. D *nama ini kayanya yang lebih cocok, ya?* 😀
Makanan binatang ini adalah pucuk bambu, yang langsung mengingatkan kita pada sosok panda. Orang Inggris lalu menyebutnya red panda, dan di sini langsung berubah menjadi ‘panda merah’ . Meski, sebenarnya, menu makanannya tidak melulu hanya daun bambu. Tetapi, ada buah berangan, jamur, rumput, dan kulit pohon. Di samping itu, ia juga doyan makan binatang kecil seperti serangga, telur burung, anak-anak burung, dan tikus bambu, walau porsinya sedikit.
Sekali melahirkan, panda merah dikaruniai 1 hingga 4 ekor anak yang mungil. Bayi-bayi panda ini buta dan tidak berambut. Bobotnya hanya 3 – 4 ons. Matanya baru terbuka setelah 18 hari.
Untuk memproduksi air susu panda induk panda harus makan sebanyak 3x dari porsi normal. Selain itu, ia pun harus berjaga-jaga terhadap binatang pemangsa. Karena, sekali ia lengah, pemangsa itu tidak akan segan-segan menggondol anak-anaknya yang masih kecil-kecil itu.
Pada umur 90 hari, bayi-bayi itu sudah mulai berani keluar dari sarangnya untuk pertama kali melihat dunia luar. Ketika musim gugur tiba, mereka sudah boleh melahap makanan agak keras. Sebelum musim dingin berakhir, mereka sudah disapih. Panda sudah siap kawin ketika sudah berumur 18 bulan.
Wajah binatang ini memang seperti gabungan antara kucing, panda, dan beruang. Maka, ada pula yang menamakannya ‘beruang kucing merah’..Ha..ha..Jadi tambah ribet.
Entahlah, nama apalagi yang mungkin banyak pula disematkan kepada binatang satu ini. Bukankah kata Shakespeare ‘apalah arti sebuah nama?’..*sampe bawa-bawa Shakespeare segala*..:-D
Karena, pastinya, daripada sekedar meributkan namanya, yang lebih penting untuk diperhatikan adalah kelangsungan hidupnya. Karena, tingkat kematian bayi satwa ini ternyata cukup tinggi. Hanya sedikit bayi panda yang dapat bertahan hidup hingga dewasa. Perkembangbiakannya juga tergolong lambat. Selain habitatnya yang juga terancam rusak akibat eksploitasi; baik untuk diambil tanaman bambunya, untuk pertanian, atau untuk pembukaan lahan baru. Untung saja, ia mudah ditangkarkan di kebun binatang.
Jadi, nama apalagi yang cocok diberikan kepada binatang satu ini?..:-D
Sumber : Intisari, Maret 2005