Benarkah ada misteri di balik pembuatan dodol, cemilan tradisonal yang sangat terkenal ini?
Saat ini, tim ‘kajol’ (baca : kaga jolas) akan mengungkap miseri yang tersimpan sebenarnya. (bacanya pake intonasi yang penuh misteri kaya di acara stasiun tv yang terkenal itu)..*aposeh?*..:-D
Pernah mendengar, ga, kalo membuat dodol itu banyak pantangannya? Seperti, ketika membuat dodol tidak boleh berbicara, apalagi berbicara tentang yang jelek-jelek; para wanita yang membuat dodol tidak boleh dalam keadaan sedang haid; ketika dodol sudah dalam keadaan setengah jadi, sebagian harus dibagikan kepada para tetangga sekitar.
Pokoknya, membuat dodol harus dalam keadaan bersih, tertib, dan tenang. Karena, apabila melanggar pantangan itu, maka dapat dipastikan kalau dodol akan gagal. Hal terburuk yang akan terjadi adalah dodol tidak akan mengental, akan berbentuk encer selalu.
Tetapi, benarkah seperti itu?
Di sini, tim kajol akan mengupas tuntas misteri yang selama ini menyelimuti di dalam pembuatan dodol itu *halahhhh..Mari kita hentikan bergaya-gaya seperti acara di stasiun itu. 😀
Pastinya, ritual membuat dodol merupakan hal yang sangat menarik dan menyenangkan. Karena, salah satu makanan tradisional yang sangat terkenal ini membutuhkan waktu yang lama dan ketelitian dalam membuatnya.
Karena waktu yang dibutuhkan cukup lama juga ketelitian, maka tentunya, diharapkan sekecil mungkin terjadi kegagalan. Bayangkan saja, ketika sudah capek-capek membuatnya, lama pula, ternyata gagal!..*tutup muka pake tangan*.:-D
Tapi, bisa jadi, sebenarnya bukan melanggar pantangan itu yang membuat gagal dalam membuat dodol. Ternyata, ada beberapa hal yang bisa jadi perhatian dalam membuat dodol yang dapat memperkecil kegagalan.
Yang pertama adalah selalu menggunakan bahan berkualitas. Usahakan untuk menggunakan ketan/tepung ketan yang berkualitas prima; gula merah yang berwarna kekuningan dan bersih; dan gula pasir pun harus putih bersih. Kelapa harus tua dan berminyak, karena lemak akan menahan suhu adonan untuk naik terlalu cepat, sehingga adonan tidak terlalu cepat mendidih.
Yang kedua adalah kondisi alat. Semua peralatan yang digunakan harus dalam keadaan bersih. Baik alat untuk memasak, membungkus, juga wadah untuk menyimpan harus dalam keadaan bersih. Mengapa? Karena, hal itu dimaksudkan agar dodol tidak cepat berjamur.
Untuk memasak dodol, gunakanlah wajan tebal yang besarnya dapat menampung setidaknya 4x isi bahan yang akan diolah. Hal ini bertujuan agar dapat dengan leluasa mengaduk adonan. Gunakanlah sendok kayu bergagang/bertangkai panjang untuk mengaduk agar tangan tidak terasa berat; dan panas/tidak terpanggang.
Yang ketiga adalah kepekatan gula. Gula yang direbus haruslah tepat kepekatannya. Sehingga, ketika gula direbus dan mencapai kepekatan tertentu itu, adonan akan mengeras tetapi tetap lentur. Barulah kemudian tepung dimasukkan.
Yang keempat adalah pengadukan. Pengadukan dilakukan setelah tepung dimasukkan. Usahakan agar besarnya api tetap stabil.
Bagaimana?
Setelah misteri telah terungkap, apakah masih takut membuat dodol?..*aposeh?* 😀
Pastinya, mah, kalau membuat dodol, harus menyiapkan tenaga. Karena, mengaduk adonan dodol yang lengket cukup terasa berat. 😀