Salah satu olahan kedelai selain tahu adalah tempe. Sama seperti tahu juga, pada satu masa, ada pandangan masyarakat yang menganggap bahwa menyantap tempe dianggap kurang bergengsi, berselera rendah. Tetapi, pandangan masyarakat pun semakin berubah ketika hasil penelitian menyatakan bahwa tempe juga merupakan sumber protein nabati yang sangat baik.
Seperti tahu, tempe juga mengandung mineral, kalsium, kalium, fosfor, vitamin B-kompleks, dan juga vitamin E.
Pada tempe terdapat asam lemak omega-3 yang memiliki khasiat menurunkan kolesterol, membantu menyembuhkan penyakit darah tinggi, juga mencegah terbentuknya tumor.
Berbeda dengan tahu, tempe merupakan makanan asli Indonesia dan banyak sekali jenisnya dan tidak semua terbuat dari kedelai. Tetapi, meski bahan bakunya berbeda, proses pembuatannya sama, yaitu proses fermentasi bahan dengan kapang Rhizopus spp.
Pada umumnya, istilah tempe berlaku untuk tempe kedelai. Tetapi, untuk tempe jenis lain, tetap disebut tempe dengan menambahkan bahan bakunya. Misalnya, tempe bongkrek dari ampas kelapa, tempe bungkil dari ampas kacang tanah, tempe bungkil dari ampas tahu, tempe lamtoro dari biji lamtoro, tempe koro dari kacang koro.
Tempe-tempe tersebut umumnya ditemukan di Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Biasanya, tempe-tempe tersebut dibuat dalam skala kecil, hanya untuk konsumsi keluarga atau dijual secara terbatas.
Yang paling umum dan dikenal adalah tempe kedelaii. Sesuai namanya, tempe ini terbuat dari kedelai. Selama proses fermentasi, kapang akan menguraikan karbohidrat dan protein kedelai menjadi senyawa lebih sederhana, sehingga bau langu kedelai hilang, rasanya pun menjadi enak, dan zat gizinya mudah diserap oleh tubuh.
Di pasaran, tempe umumnya dijual dalam bentuk persegi, dibungkus daun pisang atau plastik. Ada juga yang berbentuk segitiga, biasanya tempe ini untuk dibuat menjadi tempe bacem.
Seperti halnya bahan makanan yang lain, kita pun harus tahu ciri-ciri tempe yang baik ketika akan membelinya. Tempe berkualitas baik, warnanya putih bersih, kapangnya merata di seluruh permukaan tempe, butiran kedelainya utuh dan besar-besar.
Sedangkan, tempe dengan kualitas kurang baik dapat dilihat dari permukaannya yang basah, butirannya tidak utuh, ada bercak-bercak hitam pada permukaannya, dan butiran kedelai tidak menyatu karena terpisah oleh bahan campuran lainnya.
Bila ditaruh dalam wadah tertutup yang kedap udara, lalu disimpan dalam lemari es, tempe dapat bertahan selama 2-3 hari, dan rasanya tetap enak.
Begitulah sekilas tentang tempe, makanan asli Indonesia yang murah tetapi kaya akan gizi, yang saya dapatkan dari beberapa sumber. Apakah Anda salah satu penggemar tempe?