Untuk menjalankan berbagai program dalam rencana kerjanya, Pengurus RT dimanapun akan membutuhkan biaya. Jumlahnya akan berbeda dari satu RT dan RT yang lain, tetapi dasarnya tetap sama, yaitu dana akan sangat dibutuhkan. Untuk itulah gunanya Kas RT, yang sejatinya untuk mengatur keluar masuknya dana untuk operasional.
Nah, darimana sumber pendapatan untuk kas RT tersebut? Bukankah ke-RT-an hanyalah sebuah Lembaga Kemasyarakatan Desa dan bukan sebuah unit usaha?
Sebenarnya ada berbagai cara, baik yang resmi dan diatur oleh pemerintah atau yang merupakan hasil swadaya masyarakat tersebut. Paling tidak ada beberapa sumber darimana pengurus RT bisa mendapatkan dana bagi kegiatan operasional mereka.
- Iuran RT : gotong royong kuncinya dimana beban biaya operasional itu didapatkan dari sumbangan wajib/iuran RT dari setiap kepala keluarga
- dana dari pemerintah : secara resmi, pengurus RT akan mendapatkan dana operasional dari Kelurahan dimana mereka bernaung yang besarannya tergantung kebijakan daerah masing-masing
- Sumbangan sukarela : bisa saja warga memberikan lebih dari iuran wajib bulanan dengan memberikan sumbangan sukarela. Sifatnya bisa insidentil atau juga rutin. Yang satu ini tergantung bagaimana pengurus RT mendekati warga agar dengan iklas bisa memberikan lebih dari yang diharuskan
- Sponsor : bukan sebuah masalah juga ketika sebuah kegiatan diadakan, pengurus RT meminta bantuan sponsor dari luar, seperti dana CSR (Corporate Social Responsibility) untuk sebuah kegiatan atau pembangunan
- Hasil usaha : meski RT sendiri bukan sebuah organisasi profit, RT bisa memiliki usaha yang dikelola bersama. Dengan begitu kas RT akan mendapatkan tambahan uang dari hasil keuntungan usaha tersebut
Secara garis besar itulah sumber-sumber pendapatan untuk kas RT dan dipakai untuk membiayai operasional ke-RT-an di sebuah lingkungan.