
Teknik framing atau “membingkai” dalam fotografi pada dasarya sama dengan salah satu kebiasaan orang terhadap foto. Sering kita memilih foto terbagus dan kemudian memasangnya dalam sebuah frame atau bingkai dan kemudian menggantungnya di dinding.
Teknik ini pada dasarnya sama. Bedanya frame atau bingkai yang dipergunakan sifatnya imajiner atau sebenarnya tidak ada. Tidak ada bingkai kayu/plastik dan foto tidak perlu dicetak dulu.
Cara pembuatannya dilakukan dengan menempatkan obyek utama dalam sebuah “frame” dalam foto. Contohnya seperti foto di atas dimana subyek fotonya berada di dalam “bingkai” berupa bayangan pintu.
Bentuk frame-nya sendiri tidak melulu harus persegi, dalam teknk framing bulat, segitiga, bisa dipergunakan. Juga tidak melulu harus pintu, jendela, tetapi apapun yang bisa dipakai agar si obyek utama seakan berada dalam bingkai tertentu.

Untuk melakukannya tidak perlu ruwet dan sederhana. Seorang pemotret cukup menemukan benda-benda (baik satu atau lebih) yang posisinya menjadi seperti bingkai.
Bisa juga berkreasi sendiri dengan memotret lewat tabung atau bahkan gelas plastik yang bagian bawahnya sudah dibuang. Dengan begitu hasil fotonya seakan terlihat berada dalam “bingkai” berupa lingkaran.
Mau coba? Tidak susah kok.