Ada banyak sekali tips di dunia maya tentang cara mencuci baju pakai air panas. Katanya dengan menggunakan air bersuhu tinggi bisa membantu melepaskan noda lebih cepat. Ada juga yang menyebutkan bahwa hal itu membantu menjaga warna putih agar tetap cerah. Bahkan, ada yang mengatakan mencuci pakaian dengan air panas akan membantu membersihkan pakaian dari bakteri yang tersisa.
Padahal, hal seperti itu sebenarya kurang tepat. Tanpa disadari bahkan tindakan itu bisa memperpendek umur pakaian.
Sebuah baju atau celana didesain dengan mempertimbangkan berbagai hal, seperti jenis kain yang dipergunakan, benang, jahitan, zat warna yang dipakai, dan banyak lagi lainnya. Pakaian-pakaian ini juga sudah dipertimbangkan ketahanannya dalam kondisi tertentu.
Ada batasan-batasan tertentu yang kalau dilewati justru akan merusak pakaian itu sendiri.
Sebuah baju yang dibuat memakai zat pewarna reaktif (reactive dye stuff) akan memudar dengan cepat atau bahkan luntur kalau dicuci memakai air panas. Sifat zat warna ini memang mudah sekali terpengaruh oleh suhu tinggi. Sebaliknya, yang dibuat menggunakan zat pewarna VAT akan lebih tahan.
Pakaian berwarna putih pun demikian karena sifat optical brightener (pemutih optikal) mirip dengan bahan pewarna reaktif, penggunaan air panas justru bisa membuat partikel pewarnanya luruh dan baju memudar dengan cepat.
Jadi tidak seharusnya air panas dipergunakan sembarangan hanya berdasarkan tips-tips tersebut. Tidak semua penulis memahami prosedur pembuatan kain dan baju.
Cara terbaik dan bisa memastikan pakaian bisa panjang umur adalah dengan merujuk pada care label, label perawatan yang biasa melekat pada baju. Care label ini tidak sembarangan dibuatnya dan sudah mempertimbangkan berbagai hal yang berkaitan dengan ketahanan sebuah produk. Tidak bedanya dengan buku panduan televisi atau mobil.
Di dalamnya biasanya akan tercantum sebuah simbol seperti di bawah ini.
Simbol berisi ember dan air serta angka di sana menunjukkan suhu yang diperkenankan agar tidak terjadi masalah pada pakaian, seperti warna memudar atau menjadi rapuh karena seratnya rusak, dan sebagainya.
Bisa bayangkan saja kalau sebuah pakaian dengan care label menyebutkan 30 derajat dan kemudian dicuci dengan air mendidih 100 derajat, hampir bisa dipastikan ada efek negatif terjadi.
Tidak bisa hanya berdasarkan teori pengalaman, karena setiap pakaian itu berbeda-beda bahan pembuatannya. Pencucian harus dilakukan menyesuaikan dengan karakter bahan pembuatnya juga. Itu kalau memang mau bajunya awet.
Hanya memang tetap dimungkinkan kalau sesekali pakaian dicuci menggunakan air dengan suhu yang lebih tinggi . Misalkan saja care label menyebutkan 40, tetapi dicuci dengan air 60 derajat. Selisihnya tidak terlalu jauh, tetapi tidak bisa terlalu sering, dan sebaiknya jangan dicuci dengan air mendidih yang bertemperatur tinggi sekali.
Hal itu untuk menjaga pakaian agar lebih awet.