Apakah Anda termasuk salah satu penggemar daging kambing?
Kalo saya, sih, bukan..*padahal gada yang nanya*..ha..ha..
Bagi para penggemar daging kambing, tentunya, sebagian besar sudah dapat membedakan mana yang daging kambing, mana yang daging domba. Karena, kadang, saya suka mendengar ketika mereka membicarakan soal perbedaan daging kambing dan daging domba. Katanya, kalo daging domba lebih ‘bau mbe’ dibanding daging kambing.
Tapi, kalo bagi saya, sih, daging domba dan daging kambing, sama saja. Sama-sama bau ‘mbe’. Ha..ha..Saya hanya tau bentuknya, kalo yang bulunya gimbal, itu domba. Sementara, kalo yang bulunya klimis, itu kambing. 😀
Dan, menurut beberapa sumber yang saya dapat, ternyata, daging domba dan daging kambing itu memang berbeda. Kambing memang sering dicampuradukkan dengan domba. Padahal, sebenarnya, berbeda.
Daging domba lebih dikenal dengan sebutan lamb; sejenis daging kambing yang lebih empuk dan tebal dagingnya.
Sebagian besar daging domba yang beredar di Indonesia diimpor dari Australia. Tidak seperti kambing yang hidup liar, domba sudah dibudidayakan dengan cermat. Bahkan, memang ada yang dikhususkan untuk pedaging agar menghasilkan daging berkualitas prima (prime choice). Sehingga, konsumen pun tidak sulit memilih daging domba yang baik (empuk).
Daging domba memang berbeda dengan daging kambing. Daging kambing lebih kering dan keras. Sedangkan, daging domba lebih lembek, mengandung lebih banyak air dan lemak. Apalagi, domba yang dikebiri, dagingnya lebih lembut dan lebih berlemak.
Daging domba ternyata dibedakan berdasarkan usia. Daging domba yang berusia 0 – 12 bulan dan hanya punya gigi susu disebut lamb. Tekstur lamb lebih empuk, sehingga sangat enak jika dibakar, dipanggang, ataupun digoreng untuk steak.
Daging domba yang berusia di atas 12 bulan dan bergigi lebih lengkap disebut mutton. Daging mutton lebih tajam baunya, tekstur dagingnya pun lebih keras dibanding lamb. Daging mutton biasanya direbus untuk kaserol.
Daging domba, baik lamb maupun mutton tertutup selaput tipis berwarna keputih-putihan. Selaput ini harus dibuang sebelum daging dimasak, karena akan membuat bau daging lebih tajam.
Bagian-bagian daging domba yang sering digunakan untuk masakan, antara lain :
- paha belakang, konon, bagian ini paling tebal dagingnya, sehingga cocok untuk steak, domba panggang, ataupun dipotong dadu untuk satai.
- has luar/has dalam (shortloin/sirloin), bagian ini paling enak untuk dijadikan steak/dipanggang.
- iga (rack), katanya, bagian ini dapat dibuat bentuk yang menarik, seperti crown roast, rip chop, cutlet, ataupun rack.
- bahu, selain cocok untuk steak, bagian ini bisa dibuang tulangnya, lalu digulung untuk rolled roast ataupun dipotong kecil-kecil untuk kaserol.
Yup, seperti itulah beberapa hal yang saya dapat tentang daging domba. Mungkin, sejak saat ini, meski daging kambing atau domba belum menarik minat saya, saya tidak akan mencampuradukkan lagi keduanya. Walaupun, baunya masih sama, menurut saya. 😀
^_^