Aglaonema atau sri rejeki merupakan salah satu tanaman hias yang sangat populer di Indonesia. Harganya pernah begitu tinggi hingga mencapai jutaan rupiah perpotnya. Pada masa pandemi Covid-19 harganya kembali membumbung tinggi dimana sepot Pride of Sumatera dengan 4-5 daun saja dihargai 200-250 rupiah.
Sayangnya, banyak yang tidak tahu cara merawat tanaman hias aglaonema yang menyebabkan uang yang mereka bayarkan terbuang percuma. Tanamannya mati karena akar busuk atau hal lainnya.
Tanaman yang satu ini memang termasuk kategori susah-susah gampang merawatnya. Butuh sedikit ketelitian dan kesabaran agar ia bisa tumbuh dengan subur.
Ada beberapa tips cara merawat tanaman hias aglaonema yang bisa dipergunakan untuk memastikan si ratu daun ini dapat hidup dengan nyaman dan beranak pinak
>1 Pot
Perhatikan lubang pot. Aglaonema menyukai media tanam yang lembab, tetapi bukan becek.
Bila media tanam becek akarnya yang lembut akan membusuk dan membuatnya sakit kemudian mati.
Tambahkan jumlah lubang pot, bisa di bawah atau di samping dan pastikan air penyiraman tidak mengendap di dasar pot
>2 Re-potting
Re-potting atau pemindahan pot adalah hal yang biasa dilakukan. Sayangnya, banyak yang tidak paham bagaimana melakukannya dengan baik.
Banyak yang menekan media tanam agar tanah memadat, padahal tindakan seperti ini akan melukai akar si ratu daun. Ketika akar luka, maka akan ada bakteri yang menyebabkannya membusuk.
Daripada menekan media, tepuk sisi pot berulangkali dan media tanam akan memadat
>3 Media Tanam
Media tanam untuk aglaonema bisa beragam, tetapi ada satu inti yang tidak boleh dilupakan, yaitu “PORUS”.
Porus berarti tidak menyimpan air. Jadi ketika disiram, air tidak mengendap di media dan langsung tersalurkan keluar. Media yang terlalu basah berbahaya untuk si ratu daun karena sering menyebabkan akar membusuk.
Lebih baik lagi bila media tanamnya difermentasi sehingga selain menyediakan unsur hara yang banyak juga akan memberikan lingkungan yang nyaman untuk hidup tanaman ini.
Sebaiknya media tanam diganti setiap 6 bulan sekali karena biasanya sudah memadat dan mudah menyimpan air.
>4 Penyiraman
Sama seperti tanaman yang lain, aglaonema butuh air untuk hidup. Meskipun demikian, harus ditemukan ritme dan cara penyiraman yang cocok dengan lingkungan dimana ia tinggal.
Bila lingkungannya cukup banyak matahari dan media tanam bisa menyimpan air, seperti jika mengandung andam, penyiraman cukup dilakukan satu minggu sekali.
Penyiraman pun bisa dilakukan dengan cara menyemprot saja dan bukan mengguyur. Hal ini untuk menghindari terlalu banyaknya air yang masuk ke dalam pot dan menggenang di dalamnya.
>5 Sinar matahari
Sinar matahari mutlak diperlukan aglaonema untuk berkembang dengan subur. Dengan catatan, tidak terlalu terik dan menyengat.
Jika aglaonema tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup, tangkainya akan memanjang karena ia akan berusaha mencari matahari. Bentuknya menjadi tidak bagus dan rosette.
Sebaliknya, jika sinar matahari terlalu berlimpah dan menyengat, daun aglaonema akan mudah terbakar dan menjadi kecoklatan.
Oleh karena itu, lokasikan tanaman ini pada tempat yang teduh tetapi mendapat sinar matahari yang cukup.
Pemasangan paranet akan sangat membantu untuk mendapatkan sinar matahari yang baik.
>6 Penyakit
Aglaonema agak rentan terhadap penyakit. Bentuknya bisa beragam, seperti
- akar yang membusuk karena media terlalu lembab
- bakteri yang membuat busuk batang dan daun
- mati pucuk yang menyebabkan pucuk daun baru membusuk
Siapkan fungisida dan anti bakteri untuk menanggulanginya. Juga, jika ada tanaman yang terkena, sebaiknya pisahkan dari aglaonema lainnya untuk menghindari penyebaran.
Pemakaian media terfermentasi dan tempat yang tidak terlalu lembab akan mengurangi resiko aglaonema terkena penyakit.
>7 Perkembangbiakan
Aglaonema berkembang biak bisa dengan cara “beranak” atau “stek”.
Anakan aglaonema biasanya muncul pada tanaman dewasa. Bila sudah mencapai 3-4 daun, sebaiknya dipisah agar tidak berebut dengan induknya.
Bila memakai stek, pilih batang yang sudah memiliki akar dan kemudian potong dengan pisau atau cutter yang bersih agar tanaman tidak terkena penyakit.
Masukkan batang hasil potongan tadi ke media yang sudah disiapkan, simpan di tempat teduh, dan semprot media seminggu sekali untuk menjaga kelembaban. Dalam waktu 1 bulan biasanya pucuk daun kecil baru akan muncul.
>8 Pemupukan
Pada dasarnya, jika media tanam sudah baik, pemupukan hanya bersifat tambahan saja dan tidak begitu penting.
Tetapi, jika memang merasa ingin melakukan pemupukan, perhatikan warna daun aglaonema. Jika banyak corak merahnya, jangan memberi pupuk dengan kadar nitrogen tinggi karena akan membuat tanaman mengarah ke hijau.
Penggunaan pupuk semprot sangat disarankan, meski pupuk tabur pun bisa digunakan.
>9 Daun
Julukan si ratu daun disandang aglaonema karena inti keindahannya ada pada daunnya.
Oleh karena itu daunnya harus mendapat perhatian ekstra. Daun yang kusam karena debu, selain mengganggu penyerapan sinar matahari juga membuat lusuh penampilannya.
Seka daun aglaonema dari debu yang menempel untuk membuatnya lebih kinclong. Ada beberapa jenis pengkilat daun, tetapi air bersih saja sebenarnya sudah cukup.
>10 Bibit
Untuk mendapatkan tanaman aglaonema yang tumbuh subur, hal itu harus dimulai dari bibitnya.
Saat membeli bibit, perhatikan kondisi daun dan batang. Pucuk daun yang mengering bisa menjadi tanda tanaman yang kurang sehat.
Perhatikan juga apakah ada daun yang terendam oleh media tanam karena yang seperti itu biasanya berarti bonggol/batang dalam akar pendek. Hal itu bisa menjadi masalah karena tidak ada tempat untuk keluar akar.
—–
Setelah semua tips cara merawat tanaman aglaonema di atas, ada yang harus dipunyai oleh pemiliknya.
Namanya kesabaran.
Baca juga : Aglaonema Lipstik Tidak Akan Ditemukan Di Hutan
Tanaman aglaonema biasa mengeluarkan daun 3 minggu sampai 1 bulan sekali. Pemakaian pupuk hanya untuk mempercepat ini cenderung justru membuatnya sengsara karena media menjadi sangat cepat bersifat asam.
Jadi bersabarlah dan nikmati prosesnya saja.
Selamat menanam aglaonema!