Selalu ada sisi baik dan buruk dalam segala sesuatu, termasuk dalam hal yang sangat menakutkan sekarang ini, Pandemi Covid-19 di seluruh dunia. Di tengah berbagai kabar buruk dan menyedihkan yang diterima, tetap ada sisi positifnya.
Tentunya, hal itu jika kita bisa menepiskan sejenak rasa cemas dan takut terhadap apa yang sedang terjadi.
Salah satu contohnya adalah banyaknya pengeluaran rumah tangga yang bisa dihemat dalam masa ini. Imbas dari Covid-19 mendorong banyak orang merubah pola hidupnya, seperti dalam hal bekerja dengan WFH (Work From Home – Bekerja Dari Rumah) dan dalam urusan pembelanjaan uang.
Perubahan ini berpengaruh terhadap arus keluar masuknya uang dalam sebuah keluarga. Jika diperhatikan ada kecenderungan penghematan dalam anggaran sebuah rumah tangga, seperti :
1. Ongkos ke Tempat Kerja / Sekolah
Banyak perusahaan yang menerapkan WFH dimana para karyawan tidak perlu ke kantor atau tempat kerja. Mereka bisa mengerjakan tugas-tugas di rumah sambil menunggu wabah usai.
Tidak perlu berangkat ke tempat kerja berarti tidak perlu ada uang yang harus dikeluarkan untuk ongkos transportasi.
Begitu juga dengan anak-anak yang terpaksa harus libur atau belajar di rumah saja. Mereka yang biasanya memerlukan ongkos untuk mencapai sekolah, sekarang hanya perlu berada di rumah saja.
Tidak perlu ada uang yang harus keluar untuk naik angkutan umum, Go/Grab, atau bensin ke tempat belajar.
Besar kecilnya tergantung dari kebiasaan dan lokasi, tetapi dengan #dirumahaja, sebuah keluarga bisa melakukan penghematan untuk yang satu ini.
2. Ongkos Liburan dan Hiburan
Liburan dan hiburan merupakan kebutuhan manusia. Bahkan, industri pariwisata menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia dan dunia dewasa ini yang mencerminkan bahwa liburan dan hiburan sudah menjadi salah satu yang selalu diperhitungkan dalam anggaran rumah tangga.
Anggaran itu sekarang tidak perlu keluar dari kantong.
Berbagai pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah untuk mendorong warganya tetap di rumah saja meniadakan kebutuhan ini.
Dengan kata lain, sebuah keluarga tidak perlu lagi menganggarkan dana untuk pergi ke bioskop, ke salon, ke kafe, atau berwisata. Semua harus ditunda untuk sementara waktu.
3. Belanja Harian
Tidak disangkal kalau banyak harga bahan kebutuhan pokok yang naik dalam masa pembatasan sosial. Hal itu dirasakan banyak orang dan termasuk wajar karena ketersediaan barang menjadi agak terbatas dengan ditutupnya banyak pusat perbelanjaan.
Dilihat dari sisi baiknya, masyarakat dipaksa untuk hanya membeli kebutuhan pokok saja, seperti sembako dan segala sesuatu yang diperlukan.
Belum lagi jumlah penjual yang semakin sedikit mempersulit masyarakat berbelanja dan pada akhirnya uang anggaran bisa tetap tersisa.
4. Biaya Pendidikan
Pengeluaran uang bayaran sekolah formal biasanya akan tetap 12 bulan, meski ada kebijakan belajar di rumah. Meskipun demikian, banyak keluarga juga memberikan kursus atau les tambahan kepada anak-anak mereka.
Ketika semua tempat usaha harus tutup, kecuali yang diberikan dispensasi, mau tidak mau mayoritas les atau kursus juga harus tutup.
Artinya, masyarakat dipaksa untuk tidak mengeluarkan untuk biaya pendidikan tambahan selama wabah masih berlangsung.
Angkanya lumayan besar juga.
5. Pembelian Barang/Jasa Sekunder dan Tertier
Banyak keluarga yang gemar bermain ke mall untuk windows shopping (melihat-lihat) sebagai hiburan. Tidak jarang mereka akhirnya membeli barang-barang yang sebenarnya tidak penting.
Mereka juga kerap harus mampir ke restoran untuk makan siang dan kumpul-kumpul.
Dengan pembatasan yang terjadi sekarang dan tutupnya berbagai pusat perbelanjaan, pengeluaran rumah tangga untuk yang satu ini juga bisa dihemat.
6. Biaya BBM
Punya kendaraan pribadi? Baik sepeda motor atau mobil? Pasti tahukan akan ada biaya bensin yang harus keluar setiap bulan.
Besarannya berbeda tiap keluarga tergantung kebiasaan masing-masing, tetapi kebutuhan akan BBM masuk dalam anggaran belanja rutin setiap rumah tangga.
Bagi mereka yang sudah WFH dan #Belajardirumah, Anda bisa perhatikan bahwa pengeluaran rumah tangga untuk pembelian bensin atau solar akan turun.
Semua itu karena aktivitas banyak orang adalah rumah dan artinya tidak perlu menggunakan alat transportasi. Ujungnya, tidak perlu ada pengeluaran untuk pembelian bahan bakar.
Memang sih akan ada pengeluaran tambahan di sisi lain, seperti biaya pemakaian listrik, air, atau makanan. Hanya saja secara garis besar, ada banyak penghematan yang bisa didapat selama pembatasan sosial masih berlangsung.
Hal yang tetap patut dipandang positif dan lebih baik dibandingkan terus menerus berpikiran buruk.