Celotehan Anker (Anak Kereta) Yang Kangen Suasana KRL Di Masa Pandemi Corona

Celotehan Anker (Anak Kereta) Yang Kangen Suasana KRL Di Masa Pandemi Corona

Benci tapi rindu. Judul lagu yang dulu dinyanyikan Diana Nasution sepertinya cocok untuk menggambarkan hubungan antara KRL Jabodetabek atau Commuter Line (CL) dengan anker (anak kereta, yaitu julukan untuk pengguna setianya.

Banyak momen yang ketika dialami membuat para anker sebal dan kesal, mulai dari keterlambatan yang tak kunjung habis, informasi yang sering tidak tepat, dan banyak hal lain. Tidak sedikit yang berharap suatu waktu mereka bisa terbebas dari keharusan memakai transportasi massal yang satu ini.

Alasan kebanyakan pengguna jasa KRL adalah karena murah meriah dibandingkan dengan pilihan lain yang ada. Hampir tidak ada yang bilang kalau mereka naik CL karena suka dan bukan karena terpaksa.

Jadi, sulit membayangkan para anker untuk merasa rindu.

Tapi, itulah yang terjadi dalam masa pandemi Corona di Indonesia.

Ternyata, setelah banyak yang dari mereka yang melakukan Work From Home atau bekerja dari rumah, tidak sedikit yang mengungkapkan bahwa mereka kangen dengan kehidupan sebagai anak kereta.

Paling tidak, hal itu terlihat dari celotehan mereka di Twitter seperti yang terangkum di bawah ini :

Awet rajet kata orang Sunda (istilah yang menggambarkan pasangan yang ribut setiap hari tetapi kemana-mana selalu berdua dan tidak mau berpisah).

Istilah yang pas sekali menggambarkan hubungan antara anker dan KRL/CL. Dimarahi tetapi dicintai.

Juga, sekaligus membenarkan guyonan bahwa rasa kangen itu baru terasa ketika kita kehilangan sesuatu.

Persis seperti apa yang saya rasakan selama hampir sebulan ini. Sebagai anker sejak 30 tahun lalu, ada rasa kehilangan dan kangen terhadap suasana dan kehidupan di atas kereta.

Semoga wabah Corona cepat berlalu.

#Staysafe #dirumahaja

+ posts

1 thought on “Celotehan Anker (Anak Kereta) Yang Kangen Suasana KRL Di Masa Pandemi Corona”

Comments are closed.