Jangan Mudah Percaya Apa Yang Kau Baca Di Internet, Ini Alasannya!

Jangan Mudah Percaya Apa Yang Kau Baca Di Internet, Ini Alasannya!

Di era digital seperti sekarang ini, mendapatkan informasi bukanlah sesuatu yang sulit. Cukup dengan memasukan beberapa kata di kotak pencarian mesin pencari, seperti Google, Yahoo, Bing, DuckduckGo, dan lainnya, maka ribuan bahkan puluhan ribu tulisan tentang hal itu akan hadir id layar monitor gadget.

Sangat tidak sulit.

Meskipun demikian, setelah itu akan hadir masalah tersendiri, yaitu saat memilah dan menemukan informasi yang diperlukan. Untuk melakukan hal ini bisa seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami karena sulitnya.

Prinsip “Jangan mudah percaya apa yang kau baca di internet” harus dipegang. Cek dan re-cek haruslah selalu dilakukan.

Bukan tanpa alasan, tetapi karena tidak semua tulisan atau artikel yang hadir di layar gadget Anda itu memiliki nilai. Bahkan banyak diantaranya yang menyesatkan dan akan membawa Anda mengambil keputusan yang salah.

Mau tahu alasannya?

1. Penulisnya tidak memiliki pengetahuan yang memadai

 

Jangan pernah berpikir bahwa semua artikel berisi informasi ditulis oleh orang yang paham apa yang ditulisnya.

Tahukan “blogger”? Pasti dong.

Banyak tulisan yang hadir saat Anda menggunakan mesin pencari ditulis oleh para blogger yang mengelola website mereka sendiri.

Tidak jarang karena mengejar keinginan mendapatkan pembaca yang banyak, mereka sekedar menulis apapun, yang sebenarnya tidak dipahami oleh yang menulisnya sendiri.

Banyak blogger yang menulis sesuatu yang tidak diketahuinya, seperti mereka menulis tentang kamera terbaik, tetapi bahkan kalau disuruh mengganti lensa kamera DSLR saja mereka tidak bisa.

Tidak semua blogger demikian, tetapi tidak sedikit yang begitu.

Jadi, banyak tulisan yang dibuat tidak berdasarkan pengetahuan yang memadai.

Yang seperti ini bisa menyesatkan juga. Contohnya, ketika Anda hendak membeli kamera, kemudian Anda membaca tulisan 10 kamera terbaik yang penulisnya bahkan tidak mengerti cara memotret. Tidak kah Anda akan tersesat oleh informasi tersebut.

2. Tulisan berbayar untuk ditampilkan

 

Endorse. Pengakuan. Pengesahan.

Banyak tulisan di blog yang sebenarnya merupakan sebuah tulisan berbayar dimana produsen barang tersebut membayar blogger, terutama yang sudah punya nama dan follower untuk menampilkan tulisan bersifat promosi.

Tujuannya, tentunya menjaring pembeli yang berasal dari kalangan pembaca blog itu.

Otomatis, sebenarnya sifat tulisannya adalah promosi dan membuat produk dalam tulisan itu terlihat bagus dan menarik. Apalagi, dengan tampil di blog tersebut, produk tersebut seperti mendapat pengakuan dari sang blogger.

Cenderung mengarahkan orang untuk membeli, tidak ada bedanya dengan iklan.

3. Dibuat sengaja untuk menyesatkan

 

Serius.

Banyak buzzer yang dibayar memang untuk memberikan data palsu atau menyesatkan orang lain. Coba saja cek di masa kampanye dimana banyak sekali beredar tulisan yang menjatuhkan salah satu calon peserta Pemilu.

Hal yang sama juga berlaku dalam dunia bisnis dimana terkadang review jelek dipergunakan untuk menjatuhkan sebuah brand.

4. Tulisan bersifat opini

Bila Anda mencari informasi, sebaiknya hindari tulisan bersifat opini. Unsur subyektifitasnya kental sekali dan cenderung mengarahkan kepada pandangan sang penulis.

Kalau si penulis sukanya produk A, maka ia akan terus menekankan keunggulan produk itu dan berharap orang lain mengikutinya. Tidak peduli pandangannya tidak benar sekalipun, ia akan terus mengarahkan orang untuk ikut caranya.

Opini bukanlah sesuatu yang normal jika Anda mencari informasi yang akurat karena biasanya cenderung memihak.

5. Informasi tidak lengkap

 

Kurang pengetahuan. Dibayar.

Semuanya kadang membuat data atau informasi yang disajikan tidak lengkap, baik sengaja atau tidak.

Sangat mungkin tulisan, karena dibayar atau berupa opini akan menyembunyikan data tertentu yang tidak mendukung tujuannya.

Contohnya, kekurangan sebuah produk pastinya banyak yang tidak disajikan kepada pembaca karena akan mengurangi minat untuk membeli.

6. Tidak semua website menampilkan produk jurnalistik

 

Masa dimana sebuah website dikelola oleh organisasi dan sistem penerbitan tulisan sudah usai. Sekarang siapapun bisa membuat website, yang tampilannya bahkan bisa menyerupai website media online, padahal orang di belakangnya tidak memiliki pengetahuan atau kemampuan jurnalistik.

Hasilnya, tidak jarang data dan fakta tidak dikonfirmasi dan dicek ulang kebenarannya.

Oleh karena itulah, semua dari kita harus mau melakukan cek dan recek saat mendapatkan informasi. Jangan langsung percaya apa yang Anda baca,

Coba browsing lagi internet, temukan tulisan-tulisan lain sebagai perbandingan. Kumpulkan data sebanyak-banyaknya.

Barulah setelah itu Anda memutuskan apakah informasi yang didapat tadi layak dipercaya atau hanya sekedar sampah saja.

Dengan begitu, resiko Anda menelan informasi tidak benar, tidak akurat, tidak tepat bisa dikurangi.

+ posts