Eskalator dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai “tangga berjalan”. Sebuah fasilitas umum yang umum disediakan di berbagai bangunan bertingkat di Indonesia.
Banyak orang menyukainya karena fasilitas yang ini membuat sesuatu yang menyebalkan menjadi lebih menyenangkan. Iya kan? Naik tangga biasa itu melelahkan dan membuat pegal kaki. Oleh karena itu kebanyakan orang akan memilih naik eskalator dibandingkan tangga biasa.
Mereka bisa “diam” saja dan sampai di lantai berikutnya.
Pemahaman “diam” saja seperti inilah yang kerap menghadirkan masalah. Tidak sedikit orang yang justru dibuat kesal ketika ada pengguna eskalator yang hanya berdiam saja dan tidak berjalan.
Tidak sedikit yang akhirnya mengeluarkan gerutuan atau umpatan ketika orang yang berada di depan mereka dengan diam saja dan bukannya berjalan terus.
Kok bisa begitu ? Bukankah memang fungsi eskalator agar dengan diam saja seseorang bisa sampai ke lantai berikutnya?
Betul, memang itu fungsinya.
Tetapi, jangan salah juga. Ada etika dalam penggunaan tangga berjalan agar tidak mengganggu pengguna lainnya yang harus dipahami. Tidak bedanya dengan jalan raya yang penggunaannya ada aturannya, begitu juga dengan eskalator.
Ternyata, tidak selamanya seorang pengguna eskalator bisa dengan santai berdiam diri dan membiarkan tangga bermesin itu menyelesaikan tugasnya.
Ada saat dimana ia tetap harus berjalan bersamaan dengan gerak si tangga berjalan.
Penjelasannya seperti di bawah ini.
1. Boleh Diam
Jika eskalatornya cukup lapang untuk lebih dari satu orang, selama ia mengambil posisi di sebelah kiri kalau di Indonesia. Di negara lain, mungkin berbeda.
Dengan begitu, kalaupun ada pengguna lain yang terburu-buru, maka ia tetap bisa menyusul melalui sebelah kanan, atau sisi yang kosong.
Atau, kalau lebar eskalator hanya cukup untuk satu orang berdiri, tetapi tidak ada pengguna lain yang di belakang atau tidak terburu-buru.
Baca juga : Saat Berdiri Di Eskalator Sebaiknya Di Sebelah Kiri Atau Kanan ?
2. Seharusnya Tetap Berjalan
Bila lebar eskalator hanya cukup untuk satu orang, dan kemudian ada pengguna lain di belakang yang sedang terburu-buru, maka ia sebaiknya berjalan.
Dengan begitu, pengguna lain di belakang tidak terhalangi.
Anda bisa berempati dan membantu pengguna tersebut agar bisa sampai lebih cepat.
3. Harus Berjalan
Jika Anda berdiri di sebelah kanan, maka Anda harus terus berjalan. Itulah etika yang berlaku di Indonesia.
Berdiam pada sisi kanan akan menghalangi pengguna lain yang ingin menyusul. Jadi, sangat tidak dianjurkan untuk tetap berdiam saat berdiri di sebelah kanan.
Sebaiknya Anda berpindah ke kiri dan jangan sampai menutupi.
Kejadian hari ini di stasiun Duri saat menggunakan Commuter Line menunjukkan bahwa banyak sekali orang Indonesia yang tidak paham etika ber-eskalator seperti ini.
Banyak yang berdiri diam saat berada di sebelah kanan.
Hasilnya, puluhan pengguna lain yang dikejar waktu untuk berpindah peron terpaksa harus menunggu karena jalan mereka terhalang. Padahal, sudah ada panduan jelas di dinding stasiun.
Jadi, kalau Anda naik eskalator dimanapun, ingatlah etika yang satu ini. Jangan hanya berpikir tentang kepentingan diri sendiri, tetapi berempatilah terhadap sesama pengguna.
Lagipula, akan sangat tidak menyenangkan kalau sampai Anda diteriaki oleh pengguna lain. Belum lagi kalau dianggap orang tidak tahu etika.
Sakit rasanya.