Jual beli secara daring atau online sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia di era digital seperti sekarang ini. Para ahli memprediksi bahwa perdagangan online akan terus berkembang di masa yang akan datang.
Masyarakatpun sepertinya semakin hari semakin nyaman dan merasa diuntungkan dengan sistem jual beli secara daring ini.
Selain karena kemudahannya, salah satu alasannya adalah mengenai harga barang di toko online yang kebanyakan bisa lebih murah dibandingkan di toko biasa.
Banyak yang merasa heran bagaimana bisa terjadi barang yang sama, dengan merek yang sama, tetapi harganya berbeda. Harga tokol bisa berada di bawah harga toko biasa.
Sebenarnya bukan hal yang perlu diherankan, jika kita mengerti bagaimana sebuah harga disematkan pada sebuah barang dagangan. Selain dari harga produksi, sebenarnya ada banyak variabel lain yang dimasukkan oleh si penjual di dalamnya, seperti : (pada toko biasa non online)
- Biaya sewa toko
- Gaji pegawai toko
- Biaya listrik
- Iuran Kebersihan
- Iuran Keamanan
- Ongkos pengelola toko ke tempat kerja
- Ongkos angkut barang ke toko
- Profit yang dikehendaki
- Nilai penyusutan
Semua variabel ini akan dimasukkan ke dalam perhitungan. Hasil akhir dari perhitungan itulah yang kemudian dipasang ke dalam label harga pada barang yang dipajang di toko.
Nah, pada harga barang di toko online, perhitungannya berbeda. Karena sebuah online shop, tokonya tidak ada secara fisik dan adanya di dunia maya, ada beberapa variabel ongkos yang bisa dihilangkan, seperti :
- Biaya sewa toko
- Gaji Pegawai
- Biaya listrik
- Iuran kebersihan
- iuran keamanan
- Ongkos
Paling tidak, semua ongkos yang berkaitan dengan pengelolaan dan perawatan toko fisik tidak perlu dihitung. Hasilnya adalah pengeluaran biaya yang lebih rendah.
Dengan biaya yang lebih rendah inilah, seorang pengelola toko online akan bisa menawarkan barang dagangannya dengan harga yang lebih rendah.
Tentunya, ini hanya hitung-hitungan secara sederhana saja. Sekedar perbandingan untuk memperlihatkan keuntungan dalam hal biaya antara mengelola toko online dan toko biasa non online.
Tidak heran banyak toko non online belakangan ini tergerus oleh kehadiran tokol. Mereka sulit bersaing dalam hal biaya produksi, yang terkadang sangat tinggi (karena sewa toko yang mahal).
