Berkembangnya dunia digital dewasa ini menghadirkan sebuah kebutuhan akan produk fotografi yang besar sekali. Pengiklan butuh lebih banyak foto dari saat internet belum lahir. Profesi baru, seperti influencer juga memerlukan foto dalam jumlah tak terkira. Blogger termasuk dalam kalangan yang butuh foto untuk mengupdate blognya.
Kondisi seperti ini menghadirkan kebutuhan akan jasa fotografer yang juga semakin banyak. Dan, pada akhirnya memicu keinginan banyak orang untuk menjadi fotografer.
Berlomba-lomba orang membeli kamera dalam berbagai jenis dan kemudian bermimpi bahwa suatu waktu mereka bisa mendapatkan penghasilan dari profesinya sebagai fotografer. Produk kamera terjual semakin laris manis.
Mungkin, Anda juga punya niat seperti itu, “Mau jadi fotografer?”.
Jika demikian, ada satu hal yang akan saya sarankan kepada Anda, sebagai orang yang sudah lebih dari 5 tahun bergelut dalam dunia fotografi.
Bukan tentang apa yang harus dilakukan, tetapi tentang membuang satu pikiran yang biasa terdapat dalam benak banyak orang yang baru terjun ke dunia ini.
Pikiran yang harus dibuang itu adalah bahwa fotografi adalah tentang kamera. Semakin bagus dan mahal kamera dan perlengkapan yang dimiliki, semakin cepat Anda akan menjadi seorang fotografer.
Buang saja pikiran tersebut ke tempat sampah. Jangan dipelihara karena hal itu akan membuat Anda kecewa dna justru berhenti di tengah jalan.
Fotografi memang harus memakai kamera. Tidak bisa tidak. Wajib punya. Tetapi, bukan segalanya.
Yang lebih penting dari kamera, sebenarnya adalah tentang diri sendiri. Bukan kameranya. Kamera mahal di tangan seorang yang tidak paham bagaimana memotret dan cuma asal jepret akan kalah dengan kamera murahan yang berada di tangan seorang yang memang berpengetahuan dan berpengalaman memotret.
Semahal apapun, hasilnya akan jelek kalau tidak diimbangi dengan skill dan pengetahuan yang memotret.
Semua itu bisa terjadi karena fotografi pada dasarnya sama dengan semua hal di dunia ini. Manusialah yang memegang kunci dari keberhasilan, bukan alatnya.
Hal ini bukan berarti Anda tidak boleh membeli kamera dan perlengkapan mahal. Jika Anda mampu dan punya uang untuk itu, ya beli. Tetapi, jangan berhenti sampai disitu.
Lakukan pengembangan diri dengan belajar, belajar, belajar, dan belajar. Belajar bagaimana sudut pengambilan gambar yang baik, setting kamera untuk situasi tertentu, shutter speed, ISO, dan masih banyak lagi lainnya yang perlu dipelajari.
Belum ditambah kemudian dengan manajemen, promosi, dan seterusnya.
Menjadi seorang fotografer yang bisa mendulang uang dari pekerjaannya bukanlah langkah mudah dan banyak rintangannya. Seseorang akan selalu dituntut untuk belajar lagi dan lagi. Tidak bisa hanya mengandalkan pada kamera yang dimiliki.
Oleh karena itu, pikiran bahwa “kamera mahal dan canggih” sudah cukup membuat Anda menjadi seorang fotografer adalah sebuah kesalahan. Justru yang diperlukan adalah “orang yang canggih” dalam mengoperasikan kamera.
Kalau pemikiran yang salah ini dipelihara, Anda akan menemukan banyak kekecewaan karena fakta di lapangan dalam dunia fotografi bertentangan dengan pemikiran “beli kamera mahal” dan langsung menjadi fotografer, serta bisa mendapatkan duit dari sana.
Jauh dari itu. Menjadi fotografer akan bermula kepada diri orangnya, bagaimana ia bisa menempa diri , menimba ilmu, dan mendapatkan pengalaman adalah kuncinya.
Bukan harga kamera yang dibelinya.