Lebih Enak Mana Pakai Mode Auto Atau Manual Kamera ?

Lebih Enak Mana Pakai Mode Auto Atau Manual ?

Mode Auto dan  Manual adalah dua jenis fitur yang biasa ada pada kamera digital masa kini. Keduanya bukan hanya terdapat pada kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) atau Mirrorless saja, tetapi juga ada pada smartphone, terutama pada kelas high-end.

Mayoritas masyarakat menganggap perbedaan kedua jenis mode ini secara sederhana, yaitu mode Auto untuk pemakai awam dan mode Manual untuk yang ahli/paham tentang fotografi. Memang, tidak salah karena itulah pada beberapa ponsel, manual Mode disebut juga “PRO”.

Tidak sedikit juga yang pada akhirnya membandingkan mana yang lebih enak dipakai antara keduanya.

Sebenarnya tidak tepat juga mempertanyakan hal ini karena masalah enak atau tidak tergantung pada selera masing-masing.

Mode Auto memberikan kelebihan dari segi kepraktisan. Pemakainya hanya perlu mengarahkan kamera ke obyek dan menekan tombol shutter. Tidak perlu repot-repot berpikir harus mengatur diafragma/aperture, ISO, atau Shutter Speed (Kecepatan Bukaan Rana).

Tetapi, mode Auto memiliki “kelemahan” sendiri.

Pemakainya hanya bisa mengikuti apa yang sudah ditetapkan pada standar yang ditetapkan oleh pabrik. Tidak ada pilihan lain yang bisa dipakai oleh sang pemotret.

Sebaliknya, dalam Mode Manual, pemakainya harus mau “repot”. Ia harus mencoba menemukan settingan kamera yang pas. Butuh waktu dan skill untuk menemukan settingan aperture, ISO, atau shutter speed yang sesuai.

Agak repot dan membutuhkan waktu.

Tetapi, Mode Manual, memberikan keuntungan berupa “kebebasan” bagi pemakainya untuk berkreasi. Sesuatu yang tidak diberikan Mode Auto.

Nah, jika kita kembali ke pertanyaan, “Lebih enak mana pakai Mode Auto atau Manual?”, maka jawabannya sebenarnya ada pada kata “TERGANTUNG”.

Enak atau tidak itu masalah kebiasaan dan selera, jadi tidak ada patokan yang pasti. Tidak ada patokan.

Semua akan “tergantung” pada

1. Pengetahuan si pemakai kamera 

Bagi yang belum terbiasa, mode manual memang merepotkan, tetapi bagi yang paham, justru hal itu menyenangkan karena kita bisa berkreasi semau kita

2. Situasi di lapangan 

Untuk fotografi jalanan (street photography), kecepatan penting untuk mendapatkan momen yang tidak terulang. Telat sedikit, momen akan lewat. Oleh karena itu, meski paham, terkadang fotografer jalanan senior sekalipun sering memakai mode auto

3. Punya waktu atau tidak

Mode manual akan cocok kalau ada waktu tersedia untuk berpikir, sedangkan mode auto kalau waktunya sempit. Misalkan saja, saat pemotretan mau hujan, atau karena sudah ada janji lain yang harus ditepati, maka ketersediaan waktu tidak banyak.

Dalam hal ini, pemakaian mode auto akan menguntungkan karena dalam waktu yang pendek hasil bisa lebih banyak

4. Untuk jurnalistik atau seni

Sebagai sebuah produk jurnalistik, berkreasi memakai mode manual sangat tidak disarankan. Hal itu disebabkan karena etika jurnalistik dimana sebuah foto sebisa mungkin harus apa adanya. Sentuhan artistik dengan memakai mode manual dapat mengurangi nilai fotonya sendiri.

Oleh karena itu, mode auto lebih pas untuk digunakan.

Sebaliknya, kalau tujuannya untuk seni, mode manual lebih baik digunakan.

5. Dokumentasi

Untuk yang satu ini mode auto akan lebih cocok karena sifatnya sebenarnya hampir sama dengan jurnalistik. Cerita dalam foto lebih penting dibandingkan unsur seninya.

6. Latihan

Buat yang sedang belajar fotografi, sebenarnya kedua mode bisa digunakan untuk tujuan yang berbeda.

Mode auto akan cocok untuk belajar komposisi foto, seperti melatih pemahaman Rule of Thirds atau Aturan Sepertiga atau mencoba mengerti tentang angle pemotretan.

Mode Manual cocok untuk berkreasi tentang beberapa teknik khusus fotografi, seperti bokeh atau panning. Juga akan membantu dalam mempelajari segitiga aperture (ISO, Aperture, Shutter Speed)

Jadi, sebenarnya sangat sulit menjawab pertanyaan “Enakan mana mode auto atau mode manual”, tanpa melihat faktor-faktor lain. Bahkan, sebenarnya, pertanyaan itu tidak perlu dicari jawabannya karena sebenarnya tidak penting.

Yang manapun bisa sangat “menyenangkan” dan enak jika tujuan dan kondisinya tepat, dan tergantung pada pemakainya juga.

Tidak bisa disamaratakan.

+ posts