Ada Pengeras Suara Di Kereta Commuter Line, Ini Fungsinya !

Ada Pengeras Suara Di Kereta Commuter Line, Ini Fungsinya !

Commuter Line atau yang dulu dikenal sebagai KRL Jabodetabek merupakan salah satu transportasi umum yang sedang naik daun di kawasan itu. Bahkan, sekarnag sudah merambah lebih luas ke Cikarang, Rangkas Bitung, dan beberapa kota yang berada di dekat Jakarta.

Salah satu alasannya adalah karena angkutan massal ini murah dan lumayan terpercaya.

Tapi, tahukah Anda bahwa mayoritas kereta yang dipergunakan sebenarnya adalah kereta bekas. Iya, kereta-kereta tersebut bukanlah kereta baru keluaran pabrik, tetapi diimport dari negeri Sakura Jepang, setelah mereka purna tugas di negara tersebut.

Salah satu hal yang menarik dicermati dari kereta-kereta bekas itu adalah adanya speaker atau pengeras suara di setiap kereta. Jaringan speaker ini terhubung dengan ruang pengendalinya di kabin masinis. Hal ini lah yang membedakan dengan kereta yang dulu dipergunakan sebelum KRL Jabodetabek menjadi Commuter Line.

Di tempat asalnya, pengeras suara ini dipakai untuk memberikan informasi kepada penumpang tentang trayek dan stasiun yang akan dilewati.

Nah, setelah menjadi bagian dari keluarga Commuter Line, masih samakah fungsinya ?

Sebagai pengguna setia transportasi umum ini (saya sudah 30 tahun menjadi an-ker, anak kereta), saya menemukan bahwa fungsinya agak berbeda sedikit dibandingkan saat beroperasi di Jepang. Ada beberapa fungsi lainnya.

Seperti apa fungsi speaker atau pengeras suara di kereta Commuter Line ? Silakan lihat di bawah ini

1. Menyampaikan Informasi

Fungsi dasarnya masih sama yaitu menyampaikan informasi tentang stasiun dan trayek kereta. Setiap mendekati stasiun, petugas akan mengumumkan stasiun yang akan dituju melalui speaker ini.

Jadi, masih sama.

2. Memberikan Peringatan

Fungsi yang inipun masih tidak berbeda jauh. Setiap pintu akan ditutup, petugas akan memperingatkan penumpang supaya tidak terjepit.

3. Memberikan Himbauan

Yang satu ini agak berbeda. Mungkin karena di Jepang, para penumpangnya sudah lebih sadar dan taat pada aturan dibandingkan dengan Indonesia, maka peran pengeras suara/speaker sebagai himbauan tidak ada.

Di Commuter Line ini tidak jarang petugas akan menghimbau penumpang agar tidak mengganjal pintu, tidak makan dan minum selama perjalanan, tidak membuang sampah sembarangan, atau duduk di lantai kereta. Harap dimengerti karena kepatuhan terhadap aturan masih merupakan sesuatu yang sepertinya sulit dilakukan oleh banyak penumpang.

Meski sudah ada tanda larangan atau yang diperbolehkan di dalam, tetap saja sering dilanggar oleh para penumpang.

Himbauan lainnya yang sering dikeluarkan adalah agar mau memberikan tempat duduk kepada orang berkebutuhan khusus, seperti lansia, ibu hamil, penyandang cacat, dan ibu membawa balita. Lagi-lagi, rasa empati penumpang CL memang masih rendah dalam hal ini.

4. Iklan

PT KCI atau Kereta Commuter Indonesia sekarang agresif sekali mencari uang. Salah satunya adalah dari iklan.

Selain iklan visual yang dipajang di stasiun, di luar, dan di dalam kereta, belakangan ini mereka menambahkan satu jenis iklan lagi, yaitu iklan suara. Mirip sekali dengan iklan radio di masa lalu dimana iklan disampaikan dalam bentuk percakapan yang mengarahkan untuk membeli atau mempergunakan satu jenis produk.

Tayangan iklan ala “radio” ini makin sering terdengar dari pengeras suara di dalam kereta. Coba saja sendiri kalau tidak percaya.

5. Hiburan

Berada dalam kereta yang penuh sesak itu menyebalkan. Sudah pegal, bau keringat, dan capek. Mungkin karena itulah ada masinis yang berusaha meringankan “penderitaan” para penumpang dengan cara memperdengarkan musik melalui pengeras suara.

Tidak semuanya dan mungkin bukan sesuatu yang ditetapkan oleh perusahaan. Hanya, sudah beberapa kali saya mengalami alunan musik lembut dan merdu keluar dari pengeras suara di dalam kereta.

Ada yang menganggapnya menyenangkan, tetapi ada juga yang merasa sebal.

Nah, itulah 5 fungsi yang dilakukan pengeras suara di dalam kereta Commuter Line .

Mana yang pernah Anda alami? Ataukah, Anda belum pernah naik transportasi ini?

+ posts