Mungkin tidak disadari atau menjadi perhatian para netizen Indonesia bahwa ada satu tagar yang rutin muncul di media sosial Twitter setiap hari Jumat. Hebatnya lagi, tagar yang satu ini bukan hanya muncul di satu negara saja, tetapi di seluruh penjuru dunia dan berasal dari kota-kota yang berbeda.
Tagar yang dimaksud adalah tagar #FridaysForFuture.
Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maka tagar itu berarti “Jumat Untuk Masa Depan”.
Ada apakah di balik tagar yang satu ini ? Mengapa bisa mendunia? Dan, berbeda dengan tagar yang biasanya hanya muncul sekali, bertahan beberapa kali, lalu menghilang, yang satu ini akan muncul setiap hari Jum’at.
Ternyata ada cerita yang menjadi latar belakang.
Tagar ini menandakan bahwa pada saat itu biasanya terjadi demonstrasi yang menuntut agar pemerintah seluruh negara di dunia untuk segera bertindak mengatasi perubahan iklim. Sebagaimana diketahui, di dunia ini sekarang terjadi banyak kasus iklim yang tidak menentu dan menimbulkan kerugian, bukan hanya material tetapi jiwa.
Perubahan iklim ini memang sudah menjadi topik penting dan pembahasan di dalam berbagai pertemuan para pejabat. Penyebabnya adalah karena meningkatnya polusi udara di dunia.
Sekitar satu tahun yang lalu, seorang remaja asal Swedia berusia 15 tahun, Greta Thunberg, mengadakan aksi solo (sendirian) melakukan demonstrasi di depan parlemen Swedia untuk meminta perhatian mereka terhadap masalah ini. Ia melakukannya selama 3 minggu sampai pemilihan legislatif di Swedia selesai.
Setelah pemilu disana selesai, Greta tidak langsung menghentikan aksinya, tetapi ia bolos atau tidak pergi ke sekolah setiap hari Jumat dan melakukan aksi demonstrasinya.
Ternyata, gerakan yang semula hanya sendirian ini mengundang perhatian banyak orang yang kemudian ikut serta dalam aksi ini. Bukan hanya dari dalam negeri sendiri, tetapi juga dari mancanegara.
Sejak itulah tagar #FridaysForFuture mendunia karena ternyata, bukan hanya di Swedia demonstrasi meminta perubahan iklim ini berlangsung. Di seluruh penjuru dunia dan diikuti ratusan ribu bahkan jutaan orang.
Seperti biasa, media sosial, terutama Twitter dipergunakan untuk menyebarkan aksi mereka untuk menggalang perhatian dunia dan mengajak semua penduduk bumi agar mau melakukan aksi serupa untuk mendorong percepatan usaha mengatasi krisis perubahan iklim.
Jadi, silakan saja perhatikan setiap hari Jum’at, maka Anda akan menemukan banyak sekali tagar ini bertebarand i Twitter beserta dengan foto dan video aksi di berbagai sudut dunia.
Menarik untuk memperhatikannya.