Mengenal Kamera Prosumer / Bridge Camera – Di Tengah Compact Dan DSLR/Mirrorless

Mengenal Kamera Prosumer / Bridge Camera - Di Tengah Compact Dan DSLR

Anda pasti pernah mendengar compact camera atau kamera saku? Pasti. Kalau DSLR (Digital Single Lens Reflex) atau Mirrorless? Pasti pernah juga. Kedua istilah yang berkaitan dengan jenis kamera ini pasti tidak asing lagi bagi mayoritas orang. Keduanya memang umum dipergunakan dan dikenal bukan hanya oleh kalangan fotografi saja, tetapi juga masyarakat awam.

Tetapi, bagaimana dengan Kamera Prosumer atau yang dikenal dengan Bridge Camera? Pernahkah Anda mendengarnya? Percayalah, dari 10 orang yang pernah ditanya, mungkin hanya satu orang saja yang bisa mengerti apa yang dimaksud. Lebih banyak orang yang tidak paham dan bahkan pernah mendengar, dibandingkan yang mengerti.

Padahal, bisa jadi mereka mungkin sudah memiliki yang disebut kamera prosumer ini. Serius, karena kamera ini termasuk cukup populer dan mudah digunakan, serta memiliki fitur yang lumayan mumpuni.

Nah, sebenarnya, apa sih Kamera Prosumer atau Bridge Camera itu? Seperti apa bentuknya?

Hal itu harus dimulai dengan memahami dulu dua istilah sebelumnya, yaitu :

Compact Camera / Kamera saku : kamera jenis ini umum dipakai oleh mereka yang sekedar ingin membuat foto ketika berwisata atau pergi berjalan-jalan. Bentuknya kecil dan bisa dimasukkan ke dalam saku, oleh karena itu dikenal dengan sebutan kamera saku di Indonesia. Kamera jenis ini biasanya memiliki fitur standar saja dan tidak rumit karena memang tidak ditujukan bagi penggemar serius dunia fotografi.

DSLR/Mirrorless : kamera kategori ini dianggap sebagai identitas seorang “fotografer” atau setidaknya yang menunjukkan bahwa seseorang ingin dipandang serius menekuni fotografi. Memiliki bentuk yang lebih besar daripada kamera saku, banyak fitur yang bisa dipakai untuk mengembangkan kreatifitas termasuk Aperture Priority, Shutter Priority, Manual, pengaturan fokus, lensanya bisa dilepas dan diganti

Dua kelas kamera ini memang ditujukan bagi dua segmen pasar yang berbeda. Yang satu, yang sekedar ingin memotret saja, dan yang satu lagi yang sudah ingin menseriusi dunia fotografi. Keduanya pun memiliki harga yang berbeda dimana DSLR/Mirrorless memiliki harga yang berkali lipat dari kamera saku.

Nah, lalu bagaimana ketika seseorang yang semula hanya ingin iseng memotret, kemudian ingin belajar lebih jauh lagi tentang dunia fotografi, tetapi dananya terbatas dan tidak mampu membeli DSLR kelas pemula? Atau merasa kamera sakunya sudah tidak cocok lagi untuk tujuannya, tetapi tidak berniat belajar fotografi terlalu dalam?

Tentunya, mereka pasti mengharapkan fitur dan kemampuan mengambil foto yang lebih baik daripada kamera saku, tetapi tidak merasa perlu kualitas yang seperti Mirrorless atau DSLR. Kamera apa yang cocok untuk itu?

Jawabannya ada di Kamera Prosumer atau Bridge Camera.

Mengenal Kamera Prosumer / Bridge Camera - Di Tengah Compact Dan DSLR/Mirrorless
Contoh Kamera Prosumer : Fuji Finepix HS 35 EXR

Bukan tanpa alasan istilahnya dalam bahasa Inggris ada Bridge Camera, atau Kamera Penghubung. Posisi pasar jenis ini memang ditargetkan untuk mereka yang tidak ingin kamera saku, tetapi merasa DSLR terlalu memberatkan.

Kamera Prosumer atau Bridge Camera biasanya memiliki banyak sekali fitur yang mirip dengan DSLR, seperti Aperture, Shutter Priority dan setting manual. Berbagai efek pun ada di dalamnya. Bisa dikata sebagian besar fitur inti kamera DSLR bisa ditemukan pada kamera prosumer.

Bedanya adalah lensa kamera prosumer tidak bisa digonta ganti dan sifatnya tetap. Hal ini berbeda dengan DSLR dimana lensanya bisa bongkar pasang dan disesuaikan dnegan kemauan sang fotografer.

Meskipun demikian, kamera prosumer juga bisa melakukan zoom, optical zoom tanpa perlu berganti lensa. Biasanya zoom yang disediakan berkisar 20-50 kali pembesaran. Contohnya Fuji Finepix HS 35EXR yang mencapai Zoom 30X.

Jadi, secara fitur, jelas lebih lengkap dibandingkan kamera saku, tetapi tidak sekomplit DSLR/Mirrorless.

Secara kualitas foto sendiri, kamera prosumer memiliki sensor yang lebih besar dibandingkan kamera saku, dan tentunya lebih kecil dari kamera DSLR. Jadi, hasil fotonya akan lebih baik dri kamera saku, tetapi masih di bawah DSLR.

Harganya pun sama saja, berada di posisi tengah antara dua kelas yang disebutkan di atas. Kamera saku bisa dibeli dengan harga 1 jutaan, kamera DSLR kelas pemula sekitar 5 jutaan, dan kamera prosumer antara 2-3 juta (baru).

Mengenal Kamera Prosumer / Bridge Camera - Di Tengah Compact Dan DSLR/Mirrorless

Setiap produsen kamera terkenal dunia memiliki kamera yang masuk dalam kategori kamera prosumer/bridge camera, seperti

  • Fuji – Seri Finepix
  • Canon – Seri Powershot
  • Nikon – Seri Coolpix

Nah, itulah yang dimaksud dengan kamera prosumer atau bridge camera. Coba lihat kamera di tangan Anda, siapa tahu termasuk dalam kategori ini.

+ posts