Apakah Anda tidak pernah mencuci baju baru yang baru dibeli dari toko dan langsung memakainya? Kalau boleh saran, sebaiknya hal itu tidak lagi dilakukan. Lebih baik mencuci baju baru sebelum dipakai.
Memang, tidak mutlak dan masih tergantung pada banyak hal, tetapi tindakan sederhana ini bisa mengurangi resiko yang mungkin berpengaruh kepada kesehatan Anda sendiri.
Baju baru yang baru dibeli dari toko memang terlihat rapi, bagus, dan mulus. Rasanya juga berbeda dibandingkan baju yang sudah dicuci, yang rasanya mungkin seperti baju bekas pakai. Sebuah perasaan yang timbul dalam hati banyak orang kalau membeli sesuatu yang baru.
Lagipula, baju baru terlihat bersih.
Lalu untuk apa baju baru harus dicuci dulu sebelum dipakai.
Pengalaman menjadi seorang karyawan di bidang marketing di perusahaan yang bergerak di bidang tekstil (textile) sejak 24 tahun yang lalu, mengajarkan bahwa disana ada bahaya tersembunyi yang kalau dilakukan berulangkali bisa menghadirkan masalah pada kesehatan manusia.
Masalah itu bernama Formaldehyde atau dalam istilah Indonesia disebut dengan singkat formalin. Pedagang makanan nakal kerap menggunakannya untuk dicampur pada makanan agar awet. Zat kimia ini juga dipergunakan dalam proses pembuatan kain, yang merupakan bahan utama pakaian.
Pakaian, jenis apapun, kemeja, kaos, celana, jaket, akan menggunakan kain yang menggunakan formalin.
Padahal seperti diketahui bersama, formalin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan bisa mengakibatkan kanker. Baik itu berupa kanker kulit atau kalau sampai masuk ke dalam tubuh, berbagai jenis kanker bisa hadir.
Nah, baju yang baru diproduksi akan tetap mengandung bahan formalin. Tidak ada yang 100% bebas formalin karena pengawet memang dibutuhkan dalam industri tekstil.
Hanya saja, di negara-negara maju, kandungan formalin dalam sebuah produk tekstil dibatasi. Angkanya beragam tetapi maksimum berkisar antara 30 ppm (30 bagian persejuta) untuk pakaian bayi dan 75 ppm untuk pakaian dewasa yang langsung bersinggungan dengan kulit. Lebih dari itu sebuah produk tekstil akan ditolak dan tidak diperkenankan untuk dipakai.
Batasan itu dianggap sebagai batasan yang tidak akan menimbulkan bahaya bagi manusia.
Untuk mengetahui kandungan itu, setiap barang yang hendak masuk ke negara maju, seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat akan melalui proses testing untuk membuktikan kandungan formalin di sebuah produk.
Masalahnya, di Indonesia, prosedur testing itu kerap diabaikan.Tidak jarang produk yang memiliki kandungan formalin di luar batas aman tetap dijual dan tanpa melalui proses pengetesan. Ditambah dengan sifat masyarakat Indonesia yang kerap mengabaikan unsur keselamatan dan menekankan pada harga murah.
Hal itu mengakibatkan banyak produk tekstil, seperti pakaian yang sebenarnya mengandung kadar formalin tinggi dan melebihi batas.
Dan, hal itu pada akhirnya sebenarnya bisa membahayakan konsumen.
Disanalah proses “mencuci baju baru” sebelum dipakai berperan untuk mengurangi bahaya yang hadir dari sebuah pakaian baru.
Proses mencuci akan mengurangi kandungan formalin yang ada . Formalin akan larut dan terbuang bersama dengan air bekas cucian. Dengan begitu, kandungan zat berbahaya ini akan jauh berkurang dibandingkan saat masih baru.
Hasilnya, baju itu akan lebih aman dipakai dibandingkan saat masih baru. Memang tidak 100% bebas formalin, tetapi bila sebelumnya kandung mencapai 120-130 ppm (yang berarti di atas batas aman), pencucian bisa menguranginya sampai 75-100 ppm saja.
Memang rasanya mungkin berbeda antara baju baru yang belum dibeli atau sudah dicuci, tetapi demi kesehatan dan keamanan, mencuci baju baru sebelum dikenakan jauh lebih baik dibandingkan tidak.
Silakan Anda mau memilih yang mana?