Saldo Kas RT Kosong ? Jangan Berprasangka Buruk Dulu!

Saldo Kas RT Kosong ? Jangan Berprasangka Buruk Dulu!

Laporan saldo kas RT itu ternyata bisa menjadi bahan gosip dan perbincangan seru. Catatan pemasukan dan pengeluaran iuran warga yang dikumpulkan pengurus Rukun Tetangga ini tidak jarang menghasilkan pandangan sinis dan curiga dari banyak orang, yang tentunya diarahkan kepada para pengurus.

Uangnya memang tidak seberapa. Jauh sekali dibandingkan dengan uang simpanan di bank milik warga, tetapi sindiran tajam tidak jarang dilontarkan. Pengurus makan uang warga lah. Pengurus tidak becus mengurus keuangan lah. Semua cibiran yang bisa membuat merah telinga dan muka tidak jarang harus diterima oleh mereka yang sudah bersukarela mengurus lingkungan.

Beberapa waktu yang lalu, saya dan rekan pengurus RT di lingkungan dimana saya tinggal merasakan hal itu. Laporan kas RT yang hanya menyisakan beberapa ratus ribu rupiah membuat banyak warga bertanya dan menyindir.

Bahkan, pengurus RT periode sebelumnya berbangga hati dan mengatakan bahwa pada masa kenpengurusannya, ia merasa lebih baik. Alasannya karena pada saat serah terima jabatan, laporan saldo kas RT mencapai angka belasan juta rupiah. Jauh sekali dibandingkan dengan laporan keuangan saat ini yang terlihat minim dan mengenaskan.

Landasan yang sama juga menjadi bahan gosipan seru di lingkungan dimana kami menetap.

Padahal, kalau warga dan pengurus sebelumnya tahu dan sadar bagaimana berorganisasi yang benar, pandangan seperti itu tidak seharusnya keluar.

Memang seharusnya dalam kas RT memang seharusnya tidak boleh dalam posisi yang berlebih dan ada uang menumpuk.

 Loh?

Memang mengherankan, tetapi begitulah adanya.

Kas RT adalah tempat menampung iuran warga yang masuk dan iuran tersebut bertujuan untuk biaya operasional dalam mengelola lingkungan. Iuran yang dikumpulkan dari warga bukanlah untuk membayar pengurus RT karena biasanya yang bergabung disini melakukannya secara sukarela. Anggota pengurus melakukan ini sebagai sebuah kerja sosial demi kepentingan bersama saja.

Bukan untuk mencari keuntungan.

Iuran warga dikumpulkan dan harus “dikembalikan” kepada warga dalam bentuk yang lain. Tidak bedanya dengan pajak kepada pemerintah. Pajak akan dipergunakan untuk pembangunan yang hasilnya bisa dinikmati oleh seluruh rakyat.

Dan, iuran RT pun sifatnya sama.

Uang urunan bulanan dari warga sebuah RT itu akan dipergunakan untuk :

  • membayar gaji petugas keamanan
  • membayar gaji petugas kebersihan
  • membayar biaya listrik penerangan jalan umum
  • membeli dan memperbaiki peralatan yang diperlukan untuk menjaga kebersihan lingkungan
  • sumbangan untuk RW
  • sumbangan untuk warga yang sakit atau meninggal
  • biaya operasional kegiatan, seperti Perayaan HUT RI
  • dan masih banyak biaya lain yang timbul di lingkungan itu

Bila setelah semua biaya operasional RT tercukupi dan kas RT masih menyisakan saldo, maka saldo itu pun tidak seharusnya mendekam saja.

Tidak boleh terjadi seperti itu.

Uang dari warga harus sesegera mungkin dikembalikan kepada warga dalam bentuk apapun yang bisa dimanfaatkan oleh warga juga. Contohnya, penataan ulang taman, perbaikan selokan atau saluran air, penyediaan sarana-sarana yang menunjang kenyamanan tinggal di lingkungan itu.

Jadi, tidak seharusnya saldo kas RT besar dan menumpuk sampai belasan juta rupiah tanpa digunakan. Kalau hal itu terjadi, bukan prestasi namanya. Hal itu menunjukkan bahwa pengurusnya tidak kreatif dan tidak mau berpikir untuk meningkatkan kenyamanan hidup.

RT adalah sebuah organisasi kemasyarakatan yang diakui pemerintah dan sifatnya menjadi salah satu ujung tombak untuk perbaikan di sebuah wilayah kecil, berisi sekitar 30-70 KK saja. Bukan sebuah bank yang tugasnya hanya menumpuk dana dan uang iuran saja.

Para pengurusnya harus bisa memutar otak untuk menemukan cara agar iuran yang didapat dari warga bisa dinikmati kembali oleh warga. Dan, tentunya secepat mungkin. Uang itu adalah amanat dari warga yang mempercayakan pengelolaan kepada pengurus.

Hanya menyimpan saja berarti yang mengurus terlalu malas untuk berpikir.

Tidak perlu berprasangka buruk dan berpikir yang bukan-bukan ketika laporan kas saldo menunjukkan angka yang sedikit. Dengan catatan, hal itu disebabkan karena terpakai membeli atau membangun sesuatu yang bisa dinikmati seluruh warga.

Barulah kalau ternyata uang itu digunakan demi kepentingan pengurus, silakan mencibir dan mengecam sepuasnya. Tetapi, kalau habis karena dipakai untuk kepentingan warga dan lingkungan, hal itu seharusnya diapresiasi.

Bukan dikecam.

Jadi, kalau di RT tempat Anda tinggal, laporan saldo kas RT-nya mirip, yaitu berada pada kondisi minim, buang dulu pikiran jelek dari otak Anda. Lihat apakah hasilnya sudah terlihat atau terasa atau belum. Kalau belum, silakan minta laporan keuangan secara rinci dan perhatikan apakah pemakaiannya wajar atau tidak.

Jika ternyata wajar, ya berikan apresiasi atas apa yang mereka lakukan. Jangan hanya cibiran saja karena hal itu menyurutkan semangat siapapun untuk melakukan pekerjaan yang banyak orang lain tidak mau melakukannya.

Bukan begitu, Kawan?

+ posts