Seru, sekaligus lucu melihat tingkah polah masyarakat menjelang pemilihan presiden Indonesia tahun depan, 2019. Banyak sekali terlihat pro dan kontra terhadap salah satu calon. Tidak sedikit yang saling gontok-gontokan karena membela calon yang didukungnya.
Ada yang berusaha dengan begitu fanatiknya mendukung calonnya dengan berbagai cara sehingga calon yang didukungnya terlihat menjadi hebat dan luar biasa.
Salah satu topik yang paling sering diusung adalah tentang faktor kesejahteraan rakyat. Yang ingin calon presiden lawannya terlihat buruk akan mengatakan bahwa calon tersebut sudah gagal membawa kesejahteraan kepada rakyat. Di sisi lain, ia akan mengatakan bahwa calon dukungannya akan bisa mendatangkan kemakmuran dan kehidupan yang lebih baik.
Tidak sedikit yang membayangkan kalau calon tertentu diangkat, kehidupan mereka akan beranjak dan berubah menjadi lebih baik.
Lucu sebenarnya. Karena pada dasarnya, keduanya berdasarkan logika yang kurang tepat.
Kok bisa?
Yah karena kenyataannya kalau rakyat mau sejahtera, mereka harus melakukannya sendiri. Tidak ada dalam catatan sejarah yang mengatakan bahwa kesejahteraan rakyat datang karena pemimpin yang dipilihnya.
Kekayaan dan kenyamanan hidup seseorang bisa terjadi kalau orang itu mau bekerja keras dan bekerja cerdas.
Presiden hanya akan memegang wewenang untuk memberikan kebijakan yang dianggapnya terbaik agar rakyat di bawah naungannya bisa berusaha memperbaiki kehidupannya. Selebihnya akan kembali tergantung pada apa yang dilakukan rakyatnya.
Coba saja bayangkan sendiri, ketika calon yang kita dukung menang, apakah dengan begitu pendukungnya bisa membeli bahan makanan secara gratis? Sudah pastikah hidup kita akan bergelimang uang? Yakinkah bahwa mencari pekerjaan dengan upah yang baik akan mudah didapatkan?
Apakah gaji pekerja akan otomatis naik drastis kalau calon yang disupport oleh kita menang? Akankah ada bonus yang keluar saat calon kita dilantik?
Kenyataannya tidak demikian.
Bahan makanan harus tetap dibeli. Pekerjaan harus tetap diperebutkan dengan jutaan orang lainnya. Uang hanya bisa didapat dengan menjalankan dan mengembangkan bisnis. Gaji akan naik dan bonus akan keluar kalau hasil kerja kita baik dan kita dianggap berprestasi.
Semua itu tidak ada sangkut pautnya dengan siapa yang menjadi presidennya.
Jadi, mengapa pula kita harus sampai gontok-gontokkan dan berusaha menjatuhkan lawan jika sebenarnya hal itu tidak membawa pengaruh terlalu besar bagi kesejahteraan kita?
Bukankah lebih baik kalau waktu yang ada dipergunakan untuk memikirkan bagaimana mengembangkan usaha/bisnis yang sedang dijalani. Tidakkah lebih efisien dan bermanfaat menggunakan waktu yang ada untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik sehingga perusahaan dimana kita bekerja untung besar?
Tidak ada salahnya untuk mendukung salah satu calon dalam pemilu nanti, tetapi rasanya akan terlalu banyak energi dan waktu yang terbuang hanya untuk dihabiskan berantem di media sosial. Pengaruhnya tidak banyak jika kesejahteraan yang diharapkan.
Lebih baik fokus pada bagaimana kita memajukan diri sendiri agar kesejahteraan yang diidamkan bisa tercapai.
Karena kesejahteraan itu sendiri bukan tergantung pada presidennya, tetapi pada apa yang kita lakukan untuk mencapainya. Tangan kitalah yang menentukan tercapai tidaknya.
Bukan berada di tangan presisennya.