Tantangan Usaha Jual Bakso Yang Tidak Ringan

Tantangan Usaha Jual Bakso Yang Tidak Ringan

Bakso, daging cincang berbentuk bulat, merupakan salah satu makanan favorit kegemaran rakyat Indonesia. Entah sudah sejak kapan kuliner ini memasyarakat, tetapi di masa sekarang, penganan yang satu ini seperti tidak ada matinya. Dimanapun mudah sekali menemukan usaha jual bakso dalam berbagai bentuk, mulai dari yang diedarkan secara berkeliling dengan gerobak, sampai dengan bisnis warung bakso yang menjamur sumur tidak kalah dari cendawan di musim hujan

Hal itu tidak mengherankan karena kepopulerannya di berbagai kalangan, tua-muda, miskin-kaya, membuat pasar pembelinya menjadi sangat besar sekali. Belum lagi ditambah dengan untuk membuat makanan ini tidak memerlukan keahlian level “chef” Gordon Ramsay (si juri dalam Masterchef).

Oleh karena itu, tidak heran, bahwa usaha jual bakso, atau warung bakso menjadi salah satu peluang usaha yang dipandang banyak orang berpotensi besar. Banyak dari mereka kemudian mendirikan warung bakso untuk mendapatkan bagian dalam bisnis kuliner yang satu ini.

Sayangnya, banyak kemudian yang kecele. Mereka menemukan bahwa ternyata tidak semudah itu menjalankan bisnis si bola daging bundar ini. Tidak sedikit dari warung dan penjual bakso yang terpaksa menutup usahanya dan bangkrut karena pembelinya tidak seperti yang ditargetkan.

Yang berguguran pun dari masa ke masa jumlahnya seimbang dangan bisnis bakso yang tumbuh.

Mungkin banyak timbul pertanyaan dalam benak banyak orang, mengapa sebuah usaha yang memiliki pasar begitu luas dan besar, tidak terlalu sulit dilakukan, ternyata tidak bisa berjalan dengan baik? Padahal, seharusnya dengan kondisi pembeli yang besar seperti itu, maka penjualan bisa dilakukan dengan mudah.

Dan, disitulah letak kesalahannya. Sebagai makanan, bakso memang tidak rumit, seperti cheese cake untuk membuatnya. Lebih sederhana. Jadi, dalam hal ini memang betul tidak diperlukan keahlian khusus. Ibu rumah tangga pun tidak akan mengalami masalah untuk bisa menghasilkan si bakso ini.

Tetapi, sebagai sebuah bisnis, tidak berbeda dari berbagai jenis usaha lainnya, ia memiliki banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi. Justru, kepopulerannya dan kemudahannya itulah yang menghadirkan banyak masalah bagi sebuah usaha penjualan bakso untuk bisa bertahan hidup dan berkembang.

Jika dibuatkan level atau tingkat kesulitan berbisnis, rasanya tidak salah kalau usaha kuliner ini berada pada level 8 dari 10. Artinya, tingkat kesulitannya lumayan tinggi.

Perhatikan saja beberapa hal di bawah ini yang merupakan tantangan berat yang harus dihadapi seorang penjual bakso, dalam versi apapun.

Tantangan Usaha Jual Bakso

Mudah bagi yang tidak tahu, tetapi bagi yang menggelutinya pasti akan bilang sangat berat. Banyak tantangannya, seperti :

 1. Kompetisi Tingkat Tinggi

Pasar besar! Mudah dibuat! Tidak kah Anda berpikir demikian? Kalau YA, jangan berpikir bahwa jutaan orang lain tidak berpikir hal yang sama yah. Pastinya hal seperti ini juga mengilhami entah berapa banyak orang untuk memulai bisnis bakso mereka.

Hasilnya, sebuah persaingan tingkat tinggi hadir pada siapapun yang hendak menggeluti usaha ini. Ketika pertama kali sebuah warung bakso dibuka, ia akan langsung berhadapan dengan ribuan usaha sejenis yang sudah ada.

Tidak heran kalau kemudian ditemukan sebuah warung bakso berdiri hanya berjarak beberapa meter dari warung bakso lainnya.

Iya kan?

2. Pelanggan Yang Tidak Loyal (Setia)

Jangan pernah berharap bahwa pelanggan seorang warung bakso adalah orang yang setia (pada bakso kita). Kenyataannya, mungkin mereka setia pada pacar atau suami/istrinya, tetapi tidak akan selalu setia dalam hal bakso.

Bosan merupakan salah satu alasannya. Murah alasan kedua. Dan, sesuatu yang “baru” akan mengundang perhatian.

Dengan begitu banyak pilihan, perubahan ukuran bakso 1/2 sentimeter atau kenaikan harga 1000-2000 rupiah saja bisa menyebabkan pelanggan yang tadinya rajin membeli ke warung kita akan berpindah ke warung lainnya.

Belum lagi kalau sebuah warung bakso tidak bisa menyediakan sesuatu yang baru dan itu-itu saja, pelanggan akan mudah berpindah ke lain hati, dan dengan persaingan yang tinggi, mereka punya banyak sekali pilihan.

3. Sangat Sensitif Terhadap Kenaikan Bahan Baku

Apa bahan baku utama untuk bakso? Daging! Dan, tentunya sudah mengerti juga bahwa harga daging di Indonesia selalu berfluktuasi dan karena kebanyakan impor dari Australia, maka harga daging akan terpengaruh oleh perubahan nilai tukar dollar.

Mau tidak mau, efeknya pada akhirnya berimbas juga pada biaya bahan baku untuk pembuatannya.

Masih ada beberapa bahan baku lain yang juga harganya selalu naik turun dan kerap tidak terduga, seperti cabai untuk sambal. Tanpa sambal, makan bakso bagi banyak orang kurang maknyus.Bahkan, tidak jarang sambal sendiri menjadi ciri khas penarik sebuah warung bakso.

Ketidakmampuan memanage naik turunnya harga ini kerap menjadi masalah tersendiri bagi sebuah usaha jual bakso.

4. Pasar Yang Menyempit

Pasar pembeli bakso memang luas. Banyak sekali orangnya dan susah dihitung. Tetapi, jangan dilupakan juga kalau penjual bakso juga sangat banyak sekali. Susah dihitung, dari yang pedagang bakso keliling sampai warung bakso/

Bisa diibaratkan kue juga, kalau untuk satu dua orang, cukup atau berlebih. Tetapi, kalau harus dibagi dengan 10 orang, hasilnya tidak cukup untuk membuat perut kenyang.

Sempit atau tidaknya pasar yang tersedia akan ditentukan oleh tingkat persaingan para penjual bakso di sebuah wilayah. Tidaksama antara satu daerah dengan yang lainnya.

Nah, itulah berbagai tantangan yang dihadapi oleh sebuah usaha jual bakso. Terlihat mudah, tetapi sebenarnya sama sekali tidak ringan.

Untuk menghadapi tantangan-tantangan seperti itu, sama seperti bisnis yang lain, usaha jual bakso pun harus dipandang sebagai bisnis juga.

Yang harus dilakukan pertama adalah buang semua pandangan bahwa menjual bakso itu mudah dan remeh. Dalam bisnis tidak ada yang mudah dan tidak seharusnya dipandang demikian. Semua harus dianggap sulit dan menantang. Dengan begitu, maka semua pertimbangan dan perhitungan juga dilakukan dengan hati-hati dan sebaik mungkin.

Untuk tantangan di atas, maka yang harus diperhatikan saat membuka usaha bakso adalah

1. RASA

Mau tidak mau. Bergelut di bidang usaha kuliner, dan bakso adalah kuliner, harus mengutamakan rasa.

Peran rasa dalam bisnis kuliner ada dua, sebagai penarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama.

Seorang pelanggan baru akan terikat pada sebuah warung bakso kalau cita rasanya enak dan cocok di lidahnya. Kalau tidak, ia akan segera meninggalkannya dan tidak akan pernah kembali lagi.

Bagi pelanggan lama, mereka akan selalu berharap untuk mendapatkan hal yang sama saat membeli baksonya, dan kalau terjadi perubahan mereka akan bisa merasakannya. Sekali dua kali, mungkin mereka bisa menerima kalau rasa baksonya berbeda, tetapi kalau keterusan, mereka juga akan berpaling ke lain hati.

Rasa adalah unsur terpenting mencoba menjaring pelanggan setia dari sekumpulan mereka yang tidak setia.

2. KONSISTEN

Rasanya tentu harus stabil dan konsisten. Tetapi, ukuran pun menentukan. Jika dulunya 10 ribu mereka mendapat 5 bakso, kemudian sebuah warung bakso hanya menyajikan 3-4 butir saja, hal itu bisa berimbas dan menghasilkan kesan buruk bahwa harga porsi bakso menjadi mahal.

Jadi, usahakan dan pastikan bahwa porsi dan ukuran bisa dipertahankan sebagaimana asalnya. Lebih baik menaikkan harga dibandingkan dengan mengurangi porsi atau merubah rasa.

3. PERLUAS PASAR

Persaingan ketat di satu tempat sulit diatasi dengan cara apapun, selain dengan mencari pembeli baru. Dengan begitu kestabilan jumlah pembeli akan bisa terjaga dan target penjualan bisa tetap tercapai.

Jangan berpikir sempit dengan membayangkan pembeli bakso pada mereka-mereka yang bisa datang ke lokasi saja. Masih banyak ruang yang bisa digali untuk menemukan pembeli baru.

Pergunakan internet karena banyak pembeli yang ingin mencicipi kuliner di tempat lain tapi malas jalan. Penjualan bakso kering atau dalam kemasan bisa membantu mendapatkan pembeli baru. Apalagi sekarang sudah ada Go-Food dan aplikasi online antaran lainnya.

Semua ini bisa membantu memperluas pasar.

Bisa juga dengan membuka cabang baru atau memiliki armada gerobak bakso untuk menemukan ceruk-ceruk pembeli yang belum tergali.

Contoh saja Bakso Sony yang melayani juga pengiriman ke daerah lain.

4. KREATIF

Bakso itu bulat. Itu pikiran banyak orang. Tetapi, sebenarnya tidak harus selalu demikian. Bakso bisa dibuat dalam berbagai bentuk, mulai dari kotak, persegi, lonjong dan lain sebagainya. Yang terpenting, terbuat dari daging giling.

Iya kan?

Begitu juga kandungannya. Selama ini bakso biasanya padat tanpa isi di tengahnya, tetapi belakangan ini, banyak warung bakso yang memasukkan keju atau bahan lainnya sebagai variasi. Hal ini mengundang keingintahuan orang untuk mencona. Pelanggan lama tidak terkecuali.

5. PROMOSI

Pernah tahu mengapa tukang obat keliling kerap dikelilingi banyak orang? Jawabannya adalah karena mereka rajin berteriak. Otomatis teriakan mereka akan mengundang keingintahuan orang yang berada di sekitarnya. Bahkan di pasar sekalipun, mereka adalah penarik perhatian.

Buat pengandaian bahwa bisnis jual bakso adalah pasar yang padat dan penuh penjual dan pembeli. Ramai dengan kerumunan orang.

Lalu, bagaimana untuk menarik perhatian mereka? Ya, berteriaklah alias berpromosilah. Suka atau tidak suka dalam bisnis dewasa ini, apapun itu, promosi adalah bagian terpenting. Tanpa itu, sulit untuk bertahan hidup karena orang tidak akan melihat.

Lakukan secara rutin, seperti kalau ada produk bakso baru, tebarkan lewat berbagai media. Yang paling murah adalah melalui media sosial. Bergabunglang dengan berbagai komunitas yang ada dan kemudian rutin dan konsisten untuk memberikan kabar tentang warung bakso yang dikelola.

6. TAMBAH JENIS PRODUK

Warung bakso tidak seharusnya hanya menjual bakso saja. Banyak peluang lain yang bisa digali, seperti makanan pelengkap dan minuman.

Pangsit goreng, pangsit rebus, kerupuk, minuman botol, semua bisa menjadi sarana penghasil keuntungan bagi warung bakso. Juga, ketersediaan makanan pelengkap seperti ini justu menambah komplit yang bisa disajikan. Pelanggan akan senang.

Kalau mau ditambah lagi, adalah perluasan produk dalam bentuk mie ayam, mie yamin, dan sejenisnya. Atau bisa juga bakso kering untuk dijual via online.

Nah, kalau semua itu dijalankan dengan benar, potensi usaha jual bakso untuk bisa bertahan di persaingan yang begitu kompetitif akan semakin besar. Dan, bukan tidak mungkin akan membesar.

Sayangnya, berbicara teori itu memang lebih mudah untuk dijalankan. Selayaknya bisnis yang lain hal itu baru bisa diwujudkan dengan kerja keras dan kerja cerdas.

Bukan begitu?

+ posts