Pasti tahu kan bahwa cabe atau cabai itu pedas? Pasti lah semua orang pasti sadar dan tahu bahwa sayuran yang satu ini bisa membuat bibir merah dan lidah rasanya terbakar. Tetapi, kalau kata ibu-ibu di wilayah Bogor, cabe jablay adalah yang paling pedas dibandingkan cabe biasa. Hanya sayangnya, jenis cabe yang ini belum pernah diuji untuk membuktikan tingkat kepedasannya. Kalau saja sudah diuji, mungkin cabe hasil dari tanah Indonesia ini bisa bersaing dengan Pepper X atau Carolina Reaper.
Dua nama yang disebut tadi adalah 2 jenis cabai terpedas di dunia. Keduanya sudah diuji dan dibuktikan. Bahkan, saat ini Carolina Reaper masih memegang posisi sebagai cabai terpedas di dunia, setidaknya untuk sementara waktu.
![]() |
Carolina Reaper – Cabai Terpedas di Dunia hingga 2018 menurut Guinness Books of World Record – Foto wikimedia |
Bagaimana mengukur tingkat kepedasan cabai? Tingkat kepedasan cabai diukur berdasarkan Scoville Heat Units (SHU). Semakin tinggi nilai yang dicapainya berarti semakin pedas rasanya.
Carolina Reaper mendapatkan SHU sebanyak 1.600.000 – 2.200.000 SHU dan ditahbiskan sebagai cabai terpedas di dunia sejak 2013.
Seperti apa efek pedasnya? Video di bawah ini menunjukkan akibat dari menelan sebutir Carolina Reaper.
Bisa bayangkan pedasnya? Hanya sebutir saja bisa menyebabkan seseorang merasa ingin mati.
Nah, tetapi posisi Carolina Reaper sendiri sepertinya tidak akan bertahan lama. Tahun 2018 ini, sudah hadir jenis cabai baru bernama Pepper X, nama ini masih mungkin berubah karena masih merupakan nama percobaan saja.
![]() |
Pepper X – Sumber Foto https://www.chilipeppermadness.com/news/pepper-x-latest-news-and-information/ |
Meskipun demikian, namanya sudah digadang-gadang akan menjadi cabai terpedas di dunia dalam waktu dekat. Pengujian menyebutkan bahwa cabai ini akan menembus angka 3,18 juta SHU alias hampir 2 kali lipat apa yang bisa dicapai Carolina Reaper.
Artinya, tingkat kepedasannya akan mencapai 2 kali lipat juga.
Saat ini Pepper X belum secara resmi dinobatkan sebagai cabai terpedas di dunia dan masih menjalani pengujian.
Yang manapun hasilnya, tidak akan ada yang merasa dirugikan karena baik Carolina Reaper maupun Pepper X dilahirkan dari tangan yang sama, Ed Curie asal Amerika Serikat.
Pepper X sendiri meski belum secara resmi dinobatkan sebagai cabai terpedas di dunia, kehadirannya sudah terlihat di dunia komersial. Saus pedas “The Last Dab” (Olesan Terakhir) sudah hadir dan bisa dibeli, sayangnya masih di Amerika Serikat saja. Kalau saja sudah beredar di Indonesia, tentunya bisa dibuktikan apakah lebih pedas dari cabe jablay-nya ibu-ibu? Apakah bisa membuat ibu-ibu Indonesia yang sangat gemar pedas itu mendesah-desah kepedasan?
Yah, mungkin memang harus menunggu. Entah sampai kapan.