![]() |
Kredit Foto Openarium |
Menurut sejarah dan geologi, sekitar 250 juta tahun yang lalu, sebagian Ukraina berada di bawah laut yang dangkal. Ketika lautan mengering, ada endapan garam yang besar sangat yang terkubur di dalam tanah karena pergeseran kerak bumi. Konsentrasi besar garam ini terletak di bawah sebuah kota kecil bernama Soledar, sebuah kata Rusia yang berarti “Berkah Garam”.
Untuk waktu yang lama, daerah ini dikenal karena mata air asin, yang disebabkan oleh larutan endapan garam bawah tanah yang bercampur kemudian dengan air tanah.
Air asin ini digunakan untuk menghasilkan garam sejak abad ke-16. Air asin dimasakan ke dalam wajan dengan api kayu dan kemudian diuapkan hingga kristal garam tersisa di atas wajan.
Proses ini sangat haus energi dan merusak hutan karena butuh banyak kayu bakar untuk melakukannya. Hal ini menyebabkan kerusakan hutan dalam skala besar di daerah selatan Soledar.
![]() |
Kredit Foto : The Kiev Times |
Pada abad ke-18, kayu diganti dengan batu bara, tetapi skala produksi garam masih tetap rendah. Baru pada akhir abad ke-19 ditemukan deposit garam bawah tanah, dan penambangan pertama pada skala industri terjadi pada tahun 1881.
Lebih dari seratus tahun penambangan telah meninggalkan lubang besar yang menganga dan membentuk lorong-lorong 300 meter dan saling terhubung satu dengan yang lain di bawah permukaan.
Beberapa lorong membentuk ruangan yang begitu besar sehingga kemudian diubah menjadi ruang konser.
Satu Ruang galian besar lainnya sekarang menjadi arena sepakbola. Bahkan ada gereja bawah tanah untuk para penambang dan kafe bagi para turis, dan dindingnya telah melengkung dengan banyak patung dan relief. Satu bagian gua telah diubah menjadi sanitarium.
Udara sejuk dan kering yang mengandung sejumlah kecil debu garam diyakini memiliki efek terapeutik. Situs ini dipromosikan untuk menyembuhkan banyak penyakit pernapasan, alergi, dan penyakit kulit.