MODAL.
Sebuah kata yang kalau diucapkan atau dituliskan akan membawa pikiran banyak orang kepada tumpukan uang, rekening bank, atau hal-hal lain menyangkut materi yang ditanamkan ke dalam sebuah usaha atau bisnis.
Tidak salah memang. Menurut buku-buku ekonomi, modal adalah tentang materi, terutama dalam bentuk uang, D.U.I.T. Seseorang yang hendak mendapatkan keuntungan haruslah mau menanamkan modal.
Istilah kasarnya, memancing uang dengan uang.
Oleh karenanya tidak salah kalau seseorang mengatakan keputusannya untuk tidak terjun ke dunia bisnis karena ia tidak memiliki modal. Kemungkinan besar, sebenarnya ia ingin mengatakan bahwa tidak ada dana atau uang untuk itu.
Sebuah pola pikir yang sangat umum.
Sayangnya sebenarnya pandangan itu hanya 40% saja benar. Bukan 50%, hanya 40% saja karena ada bagian yang lebih penting ketika seseorang ingin terjun ke dunia bisnia. Dan, bagian itu tidak berbentuk materi dan bahkan tidak bisa terlihat.
Istilah filosofisnya adalah MODAL NON MATERI karena tidak berwujud, tetapi jelas ada.
Seperti apa contohnya?
Ada beberapa hal yang bisa dianggap sebagai modal jenis ini, seperti :
Pengetahuan :
Pengetahuan itu mahal harganya. Manusia berani membayar mahal hanya untuk bisa bersekolah dan mendapatkan pengetahuan.
Tetapi, seringkali pengetahuan itu tidak dipandang sebagai sebuah modal. Padahal, pengetahuan seperti ini justru bisa menjadi modal yang besar dan bisa mendatangkan keuntungan.
Contohnya saja, si A mendengar kabar bahwa si B hendak menjual tanah seharga 1 Milyar. Ia sendiri tidak punya dana untuk itu, tetapi ia tahu si C sedang mencari tanah untuk pengembangan usahanya.
Si A kemudian menghubungkan si B dan si C dengan perjanjian kalau transaksi terjadi dan lancar, ia akan mendapatkan komisi 5%.
Itu adalah sebuah bentuk pengetahuan, yang bahkan tanpa modal materi jika digunakan secara benar bisa sama menghasilkan uang bagi yang bisa memanfaatkannya.
Kreatifitas :
Kaleng bekas minuman kemasan adalah sampah yang tidak berguna. Tetapi, di tangan mereka yang kreatif, kaleng-kaleng itu bisa menjadi sebuah kerajinan tangan dan bisa dijual dan menghasilkan keuntungan.
Kreatifitas adalah sebuah modal yang tidak kalah berharganya dengan pengetahuan. Oleh karena itu, banyak perusahaan sekarang juga mementingkan daya kreasi seorang calon dan bukan hanya sekedar melihat nilai akademis saja.
Mahal harganya.
Kemauan :
Banyak orang berpikiran bahwa setelah menanam modal, maka sebuah bisnis akan berjalan dengan sendirinya dan menjadi penghasil uang. Kenyataannya, tidak pernah demikian.
Butuh kemauan yang ekstra keras untuk bisa membuat modal yang ditanamkan berkembang dan menghasilkan anak-anak uang yang diinginkan. Tidak bisa kalau setelah menanam modal, yang dikerjakan hanya berleha-leha saja dan tidak mau bekerja.
Uang yang ditanamkan akan segera menghilang entah kemana kalau itu terjadi.
Tiga hal di atas adalah sebagian bentuk modal non materi yang kerap diabaikan. Padahal, banyak bukti di dunia bahwa seseorang yang tanpa modal materi pun, tetapi memiliki modal non materi bisa menjadi sukses.
Mereka biasanya berhasil menukar modal non materi dengan yang materi dan kemudian dengan kemauan, kreatifitas, dan pengetahuannya, semua itu dikombinasikan menjadi sebuah mesin bisnis penelur uang.
Salah satu contohnya adalah entrepreneur muda, Sally Giovanni, yang hanya bermodal uang yang dikumpulkan saat pernikahannya, ia bisa mengembangkan usaha Batik Trusmi hingga menjadi besar seperti sekarang.
Padahal, dana yang ada tidak banyak dan sisanya hanya mengandalkan modal non materi saja.
Bisa dikata modal materi tanpa modal non materi hampir pasti akan berujung pada kegagalan, sebaliknya, modal non materi, bahkan tanpa modal materi bisa tetap sukses.
Itulah mengapa saya sebutkan 40:60, dimana modal materi hanyalah memegang 40% bagian dari kesuksesan sebuah bisnis. Sisanya dipegang oleh modal non materi. Inginnya, saya menulis 25% saja untuk modal materi, tetapi tentunya terkesan terlalu bombastis dan mengada-ada.
Padahal sebenarnya tidak. Modal non materi memegang peranan lebih penting dibandingkan materi kalau bicara tentang bisnis.