Pasti Mark Zuckerberg sedang garuk-garuk kepala pusing menghadapi situasi saat ini. Mau tidak mau, media sosial ciptaannya, FACEBOOK, sedang dilanda prahara.
Temuan Cambridge Analytica menyebutkan bahwa terjadi pelanggaran privasi data pengguna media sosial nomor satu di dunia ini. Jumlah akun dimana diduga mengalami penyalahgunaan mencapai angka 87 juta akun. Sebuah angka yang sangat luar biasa.
Skandal inilah yang menyeret perusahaan media sosial dengan pengguna aktif melebih 2 milyar ini harus menghadapi investigasi dari berbagai badan. Selain itu, Facebook mendapatkan kecaman dari penggunanya yang khawatir data-data pribadi mereka dipergunakan tidak dengan semestinya.
Kecaman dan ancaman itu terwujud dari beredarnya ajakan untuk menghapus akun Facebook yang menyebar di dunia maya. Taggar #deletefacebook beredar dengan cepat via Twitter, Instagram dan banyak media sosial lainnya.
Akankah “Gerakan Delete Facebook” ini bisa menggulingkan Facebook dari Tahta sebagai media sosial nomor satu di dunia?
Patut dicermati, meskipun demikian, rasanya “sulit”. Bukan tidak mungkin tetapi mendekati tidak mungkin untuk hal itu bisa terjadi, butuh keajaiban dan gerakan yang luar biasa untuk hal itu bisa terjadi, karena ;
- 2 juta pengguna aktif sama dengan 1/3 penduduk dunia, sebuah angka yang sangat besar dan jelas butuh lebih dari sekedar taggar untuk melibatkan kesemuanya
- Facebook bukan hanya sebuah media sosial untuk menjalin hubungan dengan teman lama, tetapi juga banyak dipergunakan orang untuk kegiatan bisnis. Menghapuskan akun FB tidak semudah itu bagi mereka yang bergantung pencariannya dari media sosial ini
- Memiliki akun FB sering dianggap sebagai sebuah bentuk “modernitas” dalam kehidupan, terutama di Indonesia. Tidak memilikinya bisa menyebabkan seseorang dianggap tidak gaul dan kekinian. Jarang orang yang mau disebut demikian oleh orang lain.
Jangan tanya di Indonesia karena rasanya hampir tidak mungkin gerakan #deletefacebook akan berhasil. Sebagian besar dari 75 juta penggunanya adalah maniak update status. Jangankan untuk menghapus akunnya, tidak sedikit orang yang bahkan untuk tidak update status saja rasanya seperti mau mati.
Apalagi, masyarakat Indonesia cenderung tidak begitu peduli dengan bagaimana data pribadi mereka mau dipergunakan untuk apa. Berbeda dengan masyarakat negara maju yang sangat perhatian terhadap hal yang satu ini. Jangankan cuma sekedar data pribadi, apa yang dilakukan di kamar tidur saja ditayangkan di wall Facebook.
Jadi, entahlah. Rasanya sulit sekali untuk menggulingkan Facebook dari tahta media sosial nomor satu dunia. Kalau melihat di Indonesia. rasanya hanya sebentar saja sebelum taggar itu menghilang dengan sendirinya.
Lagipula, peringkat kedua media sosial Instagram yang hanya memiliki 800 juta pengguna aktif, kalaupun Facebook harus kehilangan 100 juta pengguna aktif akibat Gerakan Delete Facebook, hal itu tidak akan berpengaruh banyak. Selisihnya masih terlalu jauh.