Memang bukan kesenangan yang utama menjadi seorang fotografer. Kesenangan yang paling tinggi ada ketika melihat foto hasil karyanya bagus dan dipuji banyak orang, apalagi kemudian mendapatkan uang dari hasil penyewaan jasa atau pembelian fotonya. Tetapi, ada satu kesenangan tersendiri sebagai seorang fotografer.
Hal itu adalah memotret wanita cantik tanpa harus takut dimarahi istri atau pacar. Sebuah hal yang dalam situasi umum bisa menyebabkan Perang Dunia ke-10 terjadi di rumah. Apalagi kalau dilakukan saat mendokumentasikan sebuah acara, seperti festival.
Saat demikian adalah saat yang lumayan menyenangkan karena biasanya istri atau pacar akan mengerti bahwa tugas fotografer adalah merekam momen-momen yang menarik. Biasanya, saya akan diberikan kebebasan untuk melakukannya.
Sesuatu yang menyenangkan karena di ajang-ajang seperti itu biasanya banyak sekali yang “bening” berkeliaran dan bagus untuk dijadikan obyek foto.
Bukan hanya tidak dimarahi bahkan serasa didukung. Tidak jarang sang mantan pacar tersayang justru mendorong agar lebih aktif untuk berburu dan sering pula menunjukkan hal-hal menarik, yang tidak jarang adalah wanita cantik untuk dijadikan sasaran kamera.
Seperti yang setiap tahun kami berdua lakukan di ajang Cap Go Meh Bogor Street Festival. Meskipun kami akan datang berdua, si yayang akan memberikan kebebasan “full” kepada saya untuk menjalankan fungsi sebagai fotografer.
Ia menyadari bahwa hasil foto di ajang tersebut bisa dijadikan sebuah tulisan pada beberapa blog yang saya kelola. Pada akhirnya, blog-blog itu bisa memberikan uang jajan kepada keluarga kecil kami dari iklan yang terpasang disana.
Mungkin, karena itulah ia tidak mempermasalahkan kalau ada banyak foto peserta parade cantik yang tersimpan. Karena ia mengerti bahwa hal itu dilakukan bukan sekedar untuk kesenangan saja, tetapi merupakan bagian dari “profesi” sebagai seorang fotografer.
Itulah salah satu sisi yang enak menjadi seorang fotografer.
