Dampak Positif Pemakaian Electronic Gate Bagi Masyarakat Indonesia

Dampak Positif Pemakaian Electronic Gate Bagi Masyarakat Indonesia
Electronic Gate di Stasiun Bogor

Pemakaian electronic gate atau gerbang elektronik semakin hari semakin banyak dipergunakan di berbagai fasilitas umum yang ada di Indonesia. Satu bidang yang terlihat paling banyak menggunakan adalah bidang transportasi publik.

Hal itu bisa terlihat di banyak stasiun kereta komuter, Commuter Line, yang semakin hari semakin menjadi sarana transportasi favorit di Jabodetabek, halte Trans Jakarta, dan banyak lagi lainnya.

Meluasnya pemakaian gerbang elektronik seperti ini memberikan dampak positif dalam segi pelayanan.  Kecepatan dalam memberikan layanan meningkat secara drastis dibandingkan kalau menggunakan tenaga manusia. Memang, kalau dihitung perorang, terkadang hanya berselisih 3-4 detik saja, tetapi jika kemudian dikalikan dengan ratusan ribu atau bahkan jutaan orang yang dilayani, maka ada penghematan jutaan detik.

Dan, karena waktu adalah uang, maka hal itu juga berarti penghematan uang yang lumayan besar. Apalagi karena pelayanan publik seperti ini dilakukan hampir setiap hari.

Jadi, penggunaan electronic gate di banyak tempat Indonesia bisa dikata sudah meningkatkan efisiensi pelayanan dan menghemat waktu yang nilainya sangat besar sekali.

Tetapi, dari semua itu gerbang elektronik ini sudah memberikan sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Telah terjadi perubahan yang sangat signifikan dan sangat terasa.

Perubahan yang dimaksud adalah kebiasaan ANTRI.

Dampak Positif Pemakaian Electronic Gate Bagi Masyarakat Indonesia
Antrian Penumpang di Stasiun Gondangdia

Tidak terasa memang, tetapi terbangunnya kebiasaan antri mulai terlihat dimana-mana, terutama saat menggunakan fasilita spublik.

Mau tidak mau. Gerbang elektronik tidak bisa melayani sekaligus 5 orang. Benda ini hanya bisa melakukannya satu persatu. Jadi, semua orang mau tidak mau harus menunggu giliran untuk bisa dilayani mesin ini.

Hasilnya, prinsip “siapa cepat dia duluan” berlaku. Yang datang duluan akan dilayani sang mesin terlebih dahulu dan yang belakangan harus menunggu giliran.

Perubahan perilaku ini jelas sangat berbeda dibandingkan 5-10 tahun yang lalu dimana saling serobot saat membeli tiket atau keluar stasiun masih menjadi hal yang biasa. Sekarang, tidak lagi demikian.

Para pengguna fasilitas publik sudah tidak lagi akan berusaha mencari posisi paling depan, tetapi mereka acap kali sudah langsung mencari ujung paling belakang dari sebuah barisan.

Sebuah perubahan yang terkadang tidak diperhatikan banyak orang, tetapi sebenarnya sangat penting. Antrian memang terlihat sederhana, tetapi sebenarnya berkaitan dengan hak seseorang.

Seseorang yang datang lebih awal berhak mendapat pelayanan terlebih dahulu.

Hal itu sulit ditemukan satu dekade yang lalu karena kebiasaan saling serobot, tetapi tidak demikian sekarang. Penggunaan electronic gate di berbagai fasilitas publik memaksa masyarakat untuk berubah.

Tentunya hal ini sangat menggembirakan karena hal itu juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin beradab. Mereka tidak lagi terbiasa menyerobot hak orang lain untuk kepentingannya, perlahan lahir kebiasaan baru untuk memberikan hak dilayani terlebih dahulu kepada yang lebih awal datang.

Sesuatu yang menunjukkan semakin dewasa dan beradabnya sebuah masyarakat.

Itulah dampak positif dari penggunaan electronic gate bagi masyarakat Indonesia. Sebuah perubahan menuju masyarakat yang semakin beradab.

+ posts