Ondel-Ondel di Bogor – Mengais Rejeki di Kota Orang

Ondel-Ondel di Bogor - Mengais Rejeki di Kota Orang

Melihat kehadiran ondel-ondel di Jakarta, bukanlah sebuah hal yang aneh. Boneka besar setinggi 2.5 meter dan digerakkan oleh manusia ini adalah ciri khas dan ikon dari masyarakat Betawi yang menghuni Jakarta. Bahkan, ondel-ondel sudah ditetapkan sebagai ciri khas ibukota Indonesia itu.

Tetapi, melihatnya berkeliaran secara rutin di acara Car Free Day Bogor mengherankan juga. Memang menarik perhatian banyak orang karena kenapa boneka “Jakarta” kok bisa ada di kota hujan. Ngapain mereka datang kesini.

Mungkin jawabannya sederhana saja, urusan perut.

Ondel-ondel itu hadir dengan harapan mereka bisa menangguk recehan dari pengunjung acara mingguan di Bogor itu. Bagaimanapun mereka butuh mencari nafkah untuk menunjang keluarga mereka.

Sementara di Jakarta sendiri, orderan untuk tampil di acara hajatan, seperti sunatan, pernikahan, semakin lama semakin sedikit. Perkembangan ibukota Jakarta, baik dari segi selera dan kehidupan, menekan hambis-habisan kebutuhan akan penampil tradisional seperti ondel-ondel.

Tentunya, mayoritas warga Jakarta lebih suka mengundang organ tunggal dengan penyanyi wanita berrok mini daripada boneka yang hanya bisa bergerak berputar.

Hal itu bisa terlihat dimana derajat ondel-ondel di Jakarta sendiri sudah menurun drastis. Jika dulunya adalah bagian penting dari sebuah ritual untuk mengusir setan, kemudian menjadi penghibur dan penampil, sekarang lebih sering terlihat berkeliling di jalan raya untuk mengamen.

Tidak lagi prestisius dan bergengsi.

Oleh karena itulah, para ondel-ondel pun merasakan tekanan dalam mendapatkan penghasilan. Situasinya sudah berubah dan tidak seperti dulu lagi. Tidak lagi bisa mendapatkan panggilan dengan bayaran yang besar dan mungkin hanya bisa menangguk kepingan recehan saja.

Itupun masih harus ditambah dengan persaingan ketat di jalanan. Sudah banyak sekali pengamen di Jakarta dan tentunya dalam berbagai bentuk yang lebih menyesuaikan selera pasar.

Ujungnya, ondel-ondel pun merasakan beratnya bersaing di jalanan.

Itulah mengapa mulai banyak ondel-ondel yang masuk ke Bogor dan hadir secara rutin. Di Jakarta, mereka sudah kalah bersaing dan sulit bagi mereka untuk terus bertahan. Langkah pemecahannya sudah ditemukan, yaitu mengais rejeki di kota orang.

Bagaimanapun, masyarakat Bogor belum banyak yang melihat ondel-ondel secara langsung. Biasanya mereka sekedar melihat via televisi saja. Tidak secara langsung.

Hal itu tentunya mmeberikan peluang bagus karena ondel-ondel menjadi sesuatu yang spesial di mata mereka dan pada akhirnya memberikan kesempatan bagi ondel-ondel untuk meraup rejeki di sana.

Tidak heran mulai ada beberapa kelompok ondel-ondel yang secara rutin hadir di kota hujan.

Mereka tidak mampu bersaing di kota sendiri dan terpaksa melirik kota lain untuk sekedar mendapatkan nafkah.

Lagipula, Bogor tidak begitu jauh dari Jakarta dan bahkan sebagian besar penampil ondel-ondel tinggal di lokasi perbatasan kedua kota. Jadi, klop-lah semuanya.

+ posts