Commuter Line a.k.a. Krl Best Choice For Urban Transport – Bener Nggak?

Bukan saya yang mengatakan. Itu apa yang tertulis di sebuah spanduk di stasiun Cilebut tempat keberangkatan menuju ke kantor setiap hari. Rangkaian kata “Best chooce for urban transport” terpampang di spanduk tersebut.

Klaim yang berani juga dari PT KCJ (KAI Commuter Jabodetabek).. Benarkah memeang demikian adanya mengingat perjalanan sang CL, sebutan umum sang KRL sekarang, merupakan transpprtasi urban terbaik?

Tentunya, kalau mau ada kata terbaik, maka harus ada persaingan dan kompetisi. Tanpa itu tidak akan lahor kata terbaik.

Lalu, yang mana para pesaing Commuter Line ? Apakah memang si CL unggul terhadap mereka?

Pesaing CL untuk wilayah urban, Jabodetabek bisa diurut sebagai berikut :

1. Mobil pribadi

2. Sepeda motor

3. Bus

Kalau dibandingkan dengan ke-3 angkutan itu, ya memang betul sih karena

A) Tidak kena macet / hemat waktu

Salah satu hal yang paling menyebalkan jika menggunakan angkutan selain CL ke Jakarta dari Bogor adalah masalah kemacetan . Bukan hanya di ruas jalan di Jakarta, tetapi juga di Bogor.

Jarak yang sebenarnya hanya +- 50 kilometer saja kerap harua ditempuh selama 3-4 jam akibat macet di berbagai ruas jalan. Apalagi, jika tujuannya berada di pusat kota Jakarta. Ampuun.

Sedangkan CL, hanya perlu waktu 1 jam 20 menit menuju stasiun Gondangdia di Jakarta Pusat. Jelas mengungguli ketiganya.

B) Murah

Ongkos jelas harus dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penentu penilaian perbandingan. Unsur ekonomis tidak pernah bisa dipisahkan dalam menilai sebuah angkutan umum.

Berapa biaya naik mobil pribadi dari Bogor ke Jakarta? Paling tidak 10 liter bensin harus keluar dan ditambah biaya tol sekitar 20-30 ribu tergantug tujuan.

Sepeda motor bisa sangat irit karena untuk ke Jakarta hanya perlu sekitar 1 hingga 1 setengah liter saja. Walau tentunya belum termasuk biaya tukang pijit dan dokter karena tentunya fisik dan kesehatan akan menurun akibat terus menerus terkena terpaan angin dan hujan.

Bus, rata-rata memungut Rp. 14-15 ribu ditambah Rp. 5000 ongkos TransJakarta.

Bagaimana dengan Commuter Line? Sampai stasiun Jakarta Kota di ujung jalur ke Jakarta, hanya perlu Rp. 7000 saja. Rupiahnya bahkan di bawah harga satu liter bensin.

Resikonya berdesak-desakan dan kaki pegal saja.

C) Kenyamanan

Jelas mobil adalah yang paling nyaman, tetapi apakah nyaman mengendarai mobil berjam-jam dan terjebak kemacetan? Perlu dipertanyakan. Naik sepeda motor jelas tidak nyaman. Naik bus tidak berbeda dengan naik CL yang sudah semakin nyaman.

Kalau melihat bahwa CL unggul dalam 2 dari 3 hal terhadap pesaingnya sebagai urban transport dan bukan yang paling tidak nyaman, benar juga klaim bahwa Commuter Line adalah best choice for urban transport.

Tetapi, jangan dilupakan bahwa kebutuhan setiap orang berbeda. Ada yang menekankan kenyamanan dan uang bukan masalah, ada yang mendahulukan kecepatan, ada yang menginginkan segi murahnya, atau menginginkan cepat dan murah.

Tidak sama. Setiap manusia berbeda. Apalagi kalau ditambah lokasi darimana mereka berangkat dan tujuannya.

Jadi, terbaik atau tidak keputusannya ada di tangan masing-masing. Slogan PT KCJ haruslah tetap dianggap sebagai promosi produknya saja dan bukan sebuah kepastia .

Yang mana yang terbaik, hanya Anda yang bisa menentukan bagi diri Anda.

Bagi saya, memang CL yang terbaik sebagai transportasi ke kantor.

+ posts