Katakan I Love You dengan TABUA : Tradisi Pernikahan Fiji

Di Fiji, ketika seorang pria hendak melamar seorang wanita, ia tidak mengungkapkannya dengan cara umum, yaitu dengan berkata “I LOVE YOU” kepada kekasihnya. Yang dilakukannya adalah pergi ke Toko dan membeli TABUA untuk dipersembahkan kepada keluarga sang calon istri.

Tabua (baca Tabuah)pada dasarnya adalah gigi dari paus sperma atau juga dikenal dengan paus kepala kotak.

Tabua – Kredit Foto New York Times

Menurut tradisi Fiji, benda ini merupakan perwujudan dari kesiapan seorang pria untuk menjadi kepala keluarga.

Dalam bahasa Fiji, Tabua berarti “suci”. Ia dikaitkan dengan nasib baik dan berbagai kekuatan supranatural bagi masyarakat di Kepulauan yang terdiri dari 300 pulau kecil itu.

Tabua dalam budaya Fiji, selain dipergunakan dalam pernikahan dan perjodohan, juga sering diberikan sebagai hadiah dalam pemakaman dan kelahiran. Gigi Paus ini juga diberikan seseorang sebagai tanda permintaan maaf.

Tetapi, sejarah mencatat bahwa Tabua pernah dipergunakan sebagai bayaran untuk melakukan pembunuhan terencana. Banyak suku di masa lalu menawarkan tabua kepada suku lainnya untuk membunuh seseorang. Salah satu kasus yang terkait dengan ini adalah kasus Thomas Baker yang dibunuh pada abad 19 dimana suku yang membunuhnya mendapat bayaran berupa tabua.

Lucunya, lebih dari satu abad kemudian, di tahun 2003, keturunan dari suku yang membunuh Thomas Baker menyerahkan kepada keturunan sang misionaris 100 buah tabua. Pemberian ini ditujukan karena pembunuhan sang misionaris dianggap telah memberikan kutukan terhadap desa suku tersebut. Dan , untuk memutus kutukan itu, maka mereka memberikan Tabua kepada keturunan orang yang dibunuhnya.

Harga Tabua beragam tergantung ukuran dan beratnya. Yang terbesar dan memiliki berat 1 setengah kilogram memiliki harga cukup mahal hingga mencapai 1000 dollar. Semakin hari semakin mahal karena perburuan paus sperma sudah dilarang sehingga suplai Tabua pun menyusut. Tidak jarang sebuah keluarga yang menerima Tabua akan menyimpannya untuk dipergunakan pada suatu waktu nanti.

Untunglah, di Indonesia tidak dikenal tradisi ini. Jika ada, bisa saja paus sperma akan punah karena jumlah penduduk Indonesia yang ratusan kali lipat (Penduduk Indonesia 250 juta dan penduduk Fiji 800-900 ribu saja)..

+ posts