Boneka Ini Menunjukkan Adanya Pengaruh Budaya Jawa di Bali (Atau Memang Buatan Jawa?)

Paling tidak itulah kesan yang didapat saat berkunjung ke sebuah Art Market, alias toko souvenir di kawasan Kuta Bali.

Cukup heran juga karena salah satu souvenir yang banyak dijual berupa boneka pria dan wanita dalam busana yang sangat kental berbau budaya Jawanya, bukan Bali. Boneka prianya berbusana Jawa lengkap dengan blangkon. Sedangkan wanitanya menggunakan kemben dan perhiasannya.

Berbeda dengan busana khas Bali.

Begini penampakan bonekanya.

Memang sih tidak heran kalau budaya Jawa juga sudah berakulturasi dengan budaya Bali. Seperti contohnya kata Rangda, yang menurut mitos berarti janda juga dalam bahasa Bali (Simak Rangda si Ratu Leak Pemakan Anak Kecil). Kata ini dalam bahasa Sunda juga berarti janda, sesuatu yang menunjukkan bahwa ada unsur serapan budaya Tanah Jawa di Bali.

Cuma yang saya heran adalah, apakah wisatawan mau membelinya? Bukankah mereka berkunjung ke Pulau Bali dan tentunya biasanya para turis akan mencari oleh-oleh yang memiliki ke-khas-an daerah dimana mereka berwisata. Kalau di Bali, ya oleh-olehnya berbau Bali.

Nah, bagaimana dengan boneka berbau Jawa ini? Adakah pembelinya?

Mungkin juga. Rasanya tidak mungkin boneka Jawa itu dipajang kalau tidak ada yang mau membeli. Bisa jadi justru sang wisatawan akan merasa beruntung karena bisa membeli sesuatu yang berbeda di Tanah Bali.

Entahlah. Kenapa juga syaa jadi ruwet begini. Toh pada akhirnya saya tidak membeli oleh-oleh berbentuk boneka ini dan hanya sempat mengambil beberapa foto karena merasa hal ini agak aneh dan unik bagi pemikiran saya.

+ posts